Bukittinggi – Lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari berbagai sudut Kota Bukittinggi, Minggu (14/12/2025). Di tengah suasana duka akibat bencana yang masih dirasakan masyarakat Sumatera Barat, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-XLI Tingkat Provinsi Sumatera Barat justru menghadirkan ketenangan, harapan, dan semangat kebersamaan.
Salah satu cabang lomba digelar di Masjid Tangah Jua, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB). Sejak pagi, suasana masjid dipenuhi lantunan ayat suci yang dibacakan dengan penuh penghayatan. Ayat demi ayat seakan menjadi penawar kegelisahan, bukan hanya bagi peserta, tetapi juga bagi masyarakat yang menyimak.
Pada cabang lomba ini, tercatat 18 peserta ambil bagian, terdiri dari putra dan putri kategori remaja dan dewasa. Mereka merupakan utusan dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat, di antaranya Pasaman, Tanah Datar, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Bukittinggi, serta daerah lainnya. Perbedaan asal daerah melebur dalam satu tujuan: memuliakan Al-Qur’an.

Ketua Majelis Hakim cabang lomba di Masjid Tangah Jua, Dr. Yusnar Yusuf, Ph.D., MS, menyampaikan bahwa MTQ Tingkat Provinsi Sumatera Barat ke-XLI merupakan bagian dari proses pembinaan menuju MTQ tingkat nasional.
“MTQ tingkat provinsi ini sejatinya adalah persiapan untuk tingkat nasional. Pelaksanaan ke-XLI ini menjadi tahapan penting dalam membina dan menyeleksi peserta terbaik Sumatera Barat, ” ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat tersebut.
Ia menekankan, pelaksanaan MTQ di tengah suasana bencana memiliki makna spiritual yang mendalam.
“Dalam suasana duka dan bencana, Al-Qur’an hadir sebagai penenang dan pedoman hidup. Kita belajar dari berbagai peristiwa, seperti di Aceh, di mana secara fisik banyak yang hancur, tetapi imannya tetap tegak, ” katanya.
Sementara itu, Camat ABTB, Hendra Eka Putra, menyampaikan bahwa Kecamatan ABTB ditunjuk sebagai koordinator wilayah penyelenggaraan MTQ dengan total tujuh venue yang tersebar di berbagai lokasi.
“Kebetulan kami ditunjuk sebagai koordinator wilayah Kecamatan ABTB. Venue yang digunakan ada tujuh, yakni Lapangan Kantin, Masjid Birugo, Masjid Tangah Jua, RRI, Masjid Jami’ Aur Kuning, Masjid Jami’ Tigo Baleh, dan Masjid Nurul Iman di Kubu Tanjung, ” jelasnya.
Hendra menyebutkan, berdasarkan pemantauan sejak pagi hari, seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan tertib sesuai harapan panitia serta masyarakat.
“Alhamdulillah, kondisi berjalan dengan baik dan lancar. Kami juga berharap lokasi lomba yang berada di masjid dapat memanfaatkan sistem pengeras suara masjid agar lantunan ayat Al-Qur’an terdengar ke lingkungan sekitar. Ini bagian dari upaya meningkatkan syiar Islam, dan ternyata mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat, ” ungkapnya.
Ia juga menyoroti kepuasan para kafilah dari 19 kabupaten dan kota yang mengikuti MTQ ke-XLI. Menurutnya, kualitas venue dan soliditas panitia menjadi kunci kelancaran kegiatan.
“Para kafilah yang datang terlihat puas. Venue kita rata-rata sangat layak, panitia di setiap lokasi solid, dan setiap persoalan dapat dikoordinasikan dengan baik, baik panitia lokal, koordinator kecamatan, maupun panitia tingkat kota, ” katanya.
Terkait pengelolaan venue, Hendra menjelaskan bahwa masing-masing lokasi telah ditetapkan koordinatornya melalui surat keputusan, dengan tanggung jawab langsung kepada kelurahan setempat.
“Kecuali di Masjid Jami’ Aur Kuning yang memiliki tiga venue, koordinatornya melibatkan lurah. Untuk Tangah Jua dan RRI, ditunjuk kasi di kelurahan setempat, ” jelasnya.
Ia berharap, pelaksanaan MTQ ke-XLI ini benar-benar menjadi momentum kebangkitan syiar Islam di tengah masyarakat.
“Kami berharap MTQ ini membuat syiar Islam semakin bergema, khususnya di Bukittinggi dan Sumatera Barat. Dari pemantauan kami sejak tahap persiapan, jamaah masjid sangat mendukung. Bahkan yang awalnya mengira kegiatan ini akan mengganggu, justru memberi dukungan penuh, ” ujarnya.
Menurut Hendra, masjid-masjid yang digunakan sebagai venue merupakan hasil wakaf dan zakat masyarakat, sehingga pelaksanaan MTQ di tempat tersebut juga menjadi amal jariyah bagi umat.
“Masjid-masjid ini dibangun dari sumbangan, wakaf, dan zakat masyarakat. Ketika digunakan untuk MTQ, insyaallah menjadi pahala jariyah dan keberkahan bagi kita semua, ” tutupnya.
Di tengah duka dan keterbatasan, MTQ Nasional ke-XLI Tingkat Provinsi Sumatera Barat di Bukittinggi tak sekadar menjadi ajang perlombaan, tetapi ruang bersama untuk menguatkan iman, menebar ketenangan, dan meneguhkan syiar Al-Qur’an di tengah masyarakat.(Lindafang)

















































