KERINCI, JAMBI - Harapan warga Desa Pancuran Tiga, Kecamatan Danau Kerinci Barat (DKB), Kabupaten Kerinci, untuk menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian memudar. Dapur umum MBG yang diharapkan menjadi pusat penyediaan makanan bergizi gratis hingga kini belum rampung dan terkesan terbengkalai.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi bangunan dapur umum yang jauh dari kata siap. Aktivitas pembangunan nyaris tak terlihat, material bangunan terbengkalai, dan progres fisik dinilai sangat lamban. Padahal, dapur umum tersebut menjadi bagian penting dari program nasional pemenuhan gizi bagi masyarakat dan siswa sekolah.
“Kami sudah lama menunggu, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Bangunannya seperti ditinggalkan begitu saja, ” ujar Eka salah seorang warga Pancuran Tiga, Sabtu (20/12/2025).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dapur umum MBG ini ditargetkan mulai beroperasi pada Januari 2026. Namun jika melihat fakta di lapangan, target tersebut dinilai sulit direalisasikan. Bahkan, sejumlah warga menaksir pembangunan dapur umum ini berpotensi molor, sedangkan dapur MBG tersebut ditargetkan beroperasi hingga empat tahun ke depan.
“Kalau lihat kondisinya sekarang, jangankan Januari 2026, empat tahun ke depan pun belum tentu selesai. Tidak ada tanda-tanda dikejar penyelesaiannya, ” ungkap warga lainnya.
Ironisnya, Yayasan Karya Peduli Kita Kerinci selaku pihak pelaksana dinilai terkesan tidak ambil pusing dengan kondisi tersebut. Minimnya aktivitas pembangunan, tidak adanya transparansi progres pekerjaan, serta absennya penjelasan resmi kepada masyarakat semakin memperkuat dugaan lemahnya tanggung jawab pelaksana.
“Kami tidak pernah diberi penjelasan. Seolah-olah proyek ini bukan untuk kepentingan warga, ” kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Keterlambatan pembangunan dapur umum MBG ini berdampak langsung pada masyarakat, khususnya siswa sekolah yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama makanan bergizi gratis. Tertundanya operasional dapur umum berarti tertundanya akses gizi layak, yang berpengaruh pada kesehatan, konsentrasi belajar, dan tumbuh kembang anak.
Tak hanya itu, keberadaan dapur umum MBG juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi lokal, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga pemanfaatan hasil pertanian warga. Namun dengan kondisi proyek yang mangkrak, manfaat ekonomi tersebut belum dirasakan sama sekali.
Warga kini berharap pemerintah daerah dan instansi terkait tidak tinggal diam, segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek, serta memastikan dapur umum MBG di Desa Pancuran Tiga tidak berubah menjadi proyek gagal yang mengorbankan kepentingan masyarakat dan masa depan generasi muda.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Yayasan Karya Peduli Kita Kerinci maupun pihak yang terkait belum memberikan keterangan resmi.(son)


















































