PAPUA - Di balik heningnya Kampung Mayuberi, sebuah kisah mengalir pelan namun penuh makna. Di tempat yang jauh dari riuh kota, seragam loreng para prajurit Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) justru bersanding harmonis dengan kidung pujian dalam sebuah ibadah Minggu (13/4/2025) yang penuh kasih di Gereja Kingmit.
Bukan hanya sekadar aparat keamanan, para prajurit ini hadir sebagai sahabat, saudara, dan bagian dari jemaat. Ibadah yang dipimpin Pendeta Isak tidak hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga ruang bertautnya hati antara TNI dan warga Mayuberi. Di sana, anak-anak duduk berdampingan dengan prajurit yang sesekali mengusap kepala mereka menyiratkan kasih yang tulus dan damai yang nyata.
Namun momen paling menggetarkan adalah saat Serda Jendri menyerahkan Alkitab kepada pihak gereja. Sebuah simbol yang sangat kuat ketika tangan yang biasanya menggenggam senjata kini memberikan firman Tuhan sebagai pelita hidup. Sebuah aksi sederhana yang menyentuh dasar-dasar kemanusiaan dan persaudaraan lintas profesi.
Letda Inf Arif Natsir, Komandan Pos Mayuberi, menyampaikan bahwa ini bukan sekadar agenda kegiatan, melainkan perwujudan dari panggilan hati. “Kami bukan hanya datang untuk menjaga, tapi untuk hadir sepenuh hati sebagai keluarga. Ibadah ini menjadi momen kebersamaan yang mempererat simpul kasih di antara kami dan masyarakat, ” ucapnya dengan tulus. Senin 14, April 2025.
Di balik senyum anak-anak, sambutan hangat para ibu, dan tatapan penuh penghargaan dari jemaat, tersimpan pesan kuat bahwa TNI bukan hanya hadir untuk keamanan, tapi juga untuk merawat harapan dan menumbuhkan rasa percaya. Mereka tak lagi sekadar aparat negara, tapi telah menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan warga Mayuberi.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Koops Habema, mengungkapkan rasa harunya atas inisiatif prajuritnya. “Inilah esensi dari kemanunggalan TNI dan rakyat. Seragam dan sajadah iman bisa bersatu dalam harmoni. Penyerahan Alkitab oleh personel Satgas bukan hanya simbol toleransi, tetapi juga penanda bahwa cinta kasih Tuhan telah mengalir dalam wujud pengabdian yang indah, ” tuturnya dengan bangga.
Kisah dari Mayuberi bukan hanya berita. Ia adalah lenteranya Papua. Ia adalah pengingat bahwa iman, kasih, dan pengabdian bisa bersatu dalam satu panggilan: membangun Indonesia dengan hati.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono