PANGKEP SULSEL - Kehadiran pelaku UMKM di berbagai ruang publik semakin menjadi bagian penting dari denyut ekonomi masyarakat. Di Kabupaten Pangkep, geliat itu tampak jelas di halaman Islamic Centre, tempat masyarakat berkumpul, bersosialisasi, sekaligus menikmati suasana malam. Namun, tanpa penataan yang baik, ruang publik sering kehilangan kenyamanan. Di titik inilah Komunitas Simpang Lima hadir dengan inisiatif sederhana namun bermakna.
Komunitas Simpang Lima melakukan penataan pelaku UMKM di halaman Islamic Centre dengan tujuan menciptakan suasana yang lebih tertib, bersih, dan ramah bagi pengunjung. Penataan ini bukan sekadar mengatur posisi lapak, tetapi lebih kepada menciptakan ekosistem yang sehat antara pedagang dan masyarakat yang datang. Ruang yang tertata memberi kesan rapi, dan rapi menciptakan kenyamanan.
Yang membuat inisiatif ini semakin bernilai adalah keberanian pengurus Komunitas Simpang Lima untuk mengeluarkan modal pribadi demi pemasangan lampu penerangan. Mereka tidak menunggu bantuan atau anggaran pemerintah untuk bergerak. Lampu-lampu yang kini menerangi area jualan memberi rasa aman dan nyaman bagi pengunjung yang datang pada malam hari. Langkah kecil, tetapi dampaknya besar.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa kepedulian sosial tidak harus menunggu instruksi atau anggaran. Ketika sebuah komunitas punya kepekaan dan kemauan bergerak, maka perubahan bisa terjadi kapan saja. Komunitas Simpang Lima telah memberi contoh nyata bahwa kekuatan perubahan justru ada pada partisipasi masyarakat, terutama kelompok yang mau bekerja tanpa pamrih.
Selain menghasilkan kenyamanan bagi pengunjung, penataan ini memberi peluang ekonomi lebih stabil bagi pelaku UMKM. Tempat yang terorganisir, terang, dan nyaman tentu akan menarik lebih banyak pembeli. Ketika pedagang memiliki ruang yang layak, mereka pun dapat meningkatkan kualitas layanan dan dagangan mereka. UMKM pun perlahan naik kelas melalui dukungan komunitas.
Penataan ini juga menjadi bagian penting dalam menghidupkan ekonomi malam di kota Pangkep. Islamic Centre yang dulunya hanya ramai pada waktu tertentu kini memiliki denyut ekonomi baru. Kehadiran pedagang yang tertata rapi menjadikan tempat ini lebih hidup dan mengundang lebih banyak warga untuk berkunjung. Pada akhirnya, ekonomi warga bergerak tanpa harus membangun infrastruktur besar.
Di sisi lain, langkah Komunitas Simpang Lima patut diapresiasi karena mereka berhasil menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan penghormatan terhadap area religius. Islamic Centre tetap menjadi tempat yang nyaman untuk ibadah dan kegiatan sosial, namun juga memberikan ruang bagi UMKM untuk mencari rezeki. Harmoni ini menjadi nilai tambah bagi penataan yang dilakukan.
Melihat langkah ini, sudah waktunya pemerintah daerah dan pihak terkait memandang gerakan komunitas sebagai mitra pembangunan. Apa yang dilakukan Komunitas Simpang Lima membuktikan bahwa komunitas lokal bisa menjadi penggerak inovasi sosial yang berkelanjutan. Dukungan sederhana, seperti fasilitasi, komunikasi, atau koordinasi, dapat membuat inisiatif seperti ini berkembang lebih besar.
Pada akhirnya, penataan UMKM yang dilakukan Komunitas Simpang Lima bukan sekadar urusan lampu dan lapak. Ini adalah simbol dari kepedulian, gotong royong, dan keberanian untuk bertindak. Sebuah pesan bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari gedung kantor, tetapi dari tangan-tangan masyarakat yang mau bekerja dengan hati. Jika semangat seperti ini terus tumbuh, maka wajah Pangkep ke depan akan semakin terang—bukan hanya karena lampu, tetapi karena kesadaran sosial yang terus menyala.
Pangkep 28 Nopember 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan













































