Minang Geopark Run 2025 Gaungkan Semangat Sumbar Bangkit Lewat Sport Tourism dan Aksi Sosial

3 hours ago 1

BUKITTINGGI — Event sport tourism Minang Geopark Run (MGR) kembali digelar pada tahun 2025 dengan mengusung tema besar Sumbar Bangkit. Setelah sempat mengalami penundaan hampir satu bulan, ajang lari berskala regional ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 21 Desember 2025, di Kota Bukittinggi.

Founder Minang Geopark Run, Yv Tri Saputra, menjelaskan bahwa MGR tidak sekadar menjadi ajang olahraga, tetapi juga sarana promosi daerah yang memiliki kawasan geopark. Melalui konsep lari yang terbuka untuk seluruh kalangan, MGR diharapkan mampu memperkuat citra Sumatera Barat sekaligus menumbuhkan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Penyesuaian jadwal pelaksanaan MGR 2025 dilakukan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan peserta sebagai prioritas utama. Di sisi lain, perubahan ini juga membuka ruang bagi rangkaian kegiatan sosial yang lebih relevan dengan kondisi daerah pascabencana.
“Keselamatan pelari adalah yang utama. Di saat yang sama, kami ingin Minang Geopark Run hadir sebagai gerakan yang memiliki makna.

Melalui tema Sumbar Bangkit, kami mengajak pelari dan masyarakat untuk berlari sambil berbagi dan peduli, ” ujar Yv Tri Saputra saat jumpa pers di Istana Bung Hatta, Sabtu (20/12/2025).

Ia menambahkan, Minang Geopark Run 2025 menandai penyelenggaraan ke-6 sejak pertama kali digelar pada 2018. Konsistensi tersebut menjadi komitmen panitia untuk menghadirkan event lari yang berdampak positif bagi daerah, tidak hanya dari sisi olahraga, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Pada tahun ini, MGR juga menginisiasi Virtual Charity Run For Sumbar dengan membuka penggalangan donasi, termasuk melalui platform kitabisa.com. Donasi yang terkumpul nantinya akan disalurkan kepada korban bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat melalui Pemerintah Kota Bukittinggi.

“Ini bukan sekadar event untuk bersorak-sorai. Tahun ini, Minang Geopark Run lebih kepada melahirkan semangat kebangkitan Sumbar. Kami juga mengagendakan Buya Mas’ud Abidin untuk memimpin doa kebangkitan Sumatera Barat, ” tegas Yv.

Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan bahwa kawasan Geopark Nasional Sianok–Maninjau memiliki sejarah panjang dan potensi besar. Pemerintah Kota Bukittinggi, menurutnya, akan terus mengupayakan kawasan tersebut agar dapat diusulkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark.

“Bukittinggi adalah kota tujuan wisata. Harus banyak event yang digelar, salah satunya Minang Geopark Run, yang akan kita masukkan dalam kalender pariwisata Bukittinggi. Sport tourism akan kita dukung penuh sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, ” ujar Ramlan.

Ia juga menegaskan bahwa MGR 2025 menjadi bagian dari program unggulan 1001 Event. Penundaan pelaksanaan dari akhir November ke Desember 2025 dilakukan karena adanya bencana di Sumatera Barat, namun kegiatan tetap harus dilaksanakan mengingat telah terikat kontrak anggaran tahun berjalan.

“Event ini jangan disalahartikan sebagai euforia di tengah bencana. Justru ini adalah bagian dari upaya Sumbar untuk bangkit. Kita terus menyalurkan bantuan dan mendorong korban bencana agar tidak larut dalam kesedihan. Dari kegiatan ini juga akan dihimpun donasi untuk mereka, ” jelasnya.

Ramlan menambahkan, pertumbuhan ekonomi Bukittinggi sempat turun hingga 3, 92 persen pascabencana, namun kembali menggeliat setelah pelaksanaan MTQN ke-41. Ia berharap, melalui Minang Geopark Run, pertumbuhan ekonomi daerah dapat terus meningkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Lila Yanwar, menyampaikan apresiasi atas kembali digelarnya Minang Geopark Run dengan tema Sumbar Bangkit. Menurutnya, meskipun pembangunan infrastruktur memerlukan waktu, kebangkitan ekonomi harus terus dipercepat.

“Ini langkah besar dan luar biasa. Ini bukan bentuk ketidakpedulian, tetapi justru semangat untuk bangkit. Sumatera Barat harus kembali bergerak maju, ” ujarnya.
Race Director Minang Geopark Run 2025, Imam Al Akbar, mengungkapkan bahwa dua bulan sebelum pelaksanaan, jumlah pendaftar telah mencapai 3.500 peserta. Sekitar 20 persen berasal dari Bukittinggi dan Agam, sementara 80 persen lainnya datang dari berbagai daerah, termasuk lebih dari 1.000 peserta dari provinsi tetangga.

Pasca bencana, panitia melakukan evaluasi rute lari dan memastikan tidak melewati titik-titik rawan. Pada tahun ini, rute yang digunakan kembali ke rute awal seperti pada pelaksanaan MGR tahun 2018.

“Kita mulai start pukul 06.00 WIB untuk kategori 21 kilometer, lima menit berikutnya kategori 10K, dan lima menit setelah itu kategori 5K, ” jelas Imam.(**)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |