Madura - Perhutani (27/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura berikan dukungan kepada tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna melakukan survei arkeologi di dalam kawasan hutan wilayah kerja Perhutani KPH Madura, Pamekasan, Kamis (27/11/2025).
Administratur Perhutani KPH Madura Bima Andrayuwana mengatakan, bahwa Perhutani sangat mendukung kegiatan survei yang dilakukan oleh BRIN dengan tujuan untuk menelusuri jejak kehidupan manusia masa prasejarah pada gua-gua yang ada di Pulau Madura termasuk didalamnya kawasan hutan Perhutani KPH Madura menjadi daya tarik tersendiri untuk dilakukan kegiatan survei arkeologi, ” tutur Bima.
“Dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim dari BRIN yang telah melakukan survei arkeologi di wilayah kelola Perhutani KPH Madura. Dukungan dari Perhutani untuk memastikan kegiatan survei dapat berjalan lancar, aman, dan sesuai dengan tata kelola kawasan hutan yang berlaku. Adapun beberapa titik yang menjadi obyek survei diantaranya di wilayah BKPH Madura Barat dan BKPH Madura Timur yang dinilai memiliki potensi arkeologi untuk diteliti lebih lanjut, ” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua tim arkeologi, Alifah menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Perhutani KPH Madura mulai dari proses awal kegiatan sampai selesai selama dua belas hari. Selama kegiatan survey, tim telah mengujungi 28 gua, 10 Gua di Kabupaten Sumenep, 1 di Kabupaten Pamekasan, 12 di Kabupaten Sampang, dan 5 di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan kondisi morfologi, lingkungan, temuan permukaan dan lapisan tanah dalam gua saat ini, terdapat 4 gua yang dinilai memiliki potensi arkeologi untuk diteliti lebih lanjut.
"Kempat gua tersebut adalah Gua Aeng Oleh, Gua Pangpang, dan Gua Lebar yang berada di wilayah lahan penduduk di Kabupaten Sampang serta Gua Pangarangan 1 yang berada di lahan wilayah Perhutani KPH Madura di Kabupaten Sumenep. Selain kelima gua tersebut, terdapat beberapa gua yang direncanakan untuk dilakukan perekaman data lebih lanjut berupa pemetaan gua, deteksi indikasi temuan arkeologi dengan Ground Penetrating Radar (GPR), dan scan dinding gua, ” tutupnya.@Red.









































