Tanggul Air Sempit Hancur Usai Normalisasi, Masyarakat Pertanyakan Kredibilitas WIKA dan Vendor

2 hours ago 1

SUNGAI PENUH, JAMBI -   Proyek normalisasi Sungai Air Sempit (Sungai Sempit) di Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh kembali menuai sorotan publik. Pekerjaan yang disebut berada dalam lingkup pelaksanaan PT Wijaya Karya (WIKA) melalui vendor atau subkontraktor dinilai masyarakat setempat asal-asalan dan jauh dari maksimal.

Pantauan di lokasi memperlihatkan pengerjaan yang dianggap tidak menyentuh kebutuhan utama. Hasil normalisasi masih terlihat berantakan.dan alur sungai dinilai tidak mengalami perubahan signifikan. Warga menilai normalisasi terlihat dilakukan sekadar menggugurkan kewajiban.

Ironisnya, pengerjaan tersebut justru menimbulkan masalah baru. Tanggul atau tembok penahan tebing yang sudah lama dibangun warga dilaporkan roboh dan rusak akibat aktivitas alat berat berupa ekskavator yang beroperasi di sepanjang bantaran.

Sejumlah warga mengaku kecewa berat dan meminta pertanggungjawaban. Mereka menyebut posisi PT WIKA sebagai kontraktor utama tidak boleh lepas dari tanggung jawab kendati pekerjaan dilakukan melalui vendor atau subkontraktor.

“Kalau pekerjaan rapi, tidak mungkin tembok penahan tebing kami sampai roboh. Kami siap kumpulkan tanda tangan warga kalau tidak ada penyelesaian, ” ungkap salah seorang warga setempat saat ditemui di lokasi.

Sumber internal yang ditemui secara terpisah menyebut salah satu pihak yang bekerja di lapangan adalah CV VS Kerinci sebagai vendor di bawah naungan PT WIKA. Sumber tersebut menyebut, belakangan vendor itu sendiri dinilai memiliki kinerja yang tidak memuaskan oleh pihak PT WIKA.

Informasi yang beredar di masyarakat memperkuat dugaan tersebut. CV VS Kerinci disebut paling sering mendapat sorotan karena dinilai bekerja tanpa standar teknis yang kuat.

Warga mendesak agar CV VS Kerinci bertanggung jawab terhadap kerusakan yang terjadi.

“Kalau memang CV VS Kerinci yang bekerja, kami minta mereka turun langsung dan ganti rugi. Jangan cuma dapat proyek, tapi ketika merusak fasilitas masyarakat malah diam saja, ” tokoh pemuda setempat.

Masyarakat menegaskan bahwa penyelesaian tidak boleh diserahkan sepenuhnya kepada subkontraktor. PT WIKA sebagai pihak yang memegang mandat pekerjaan wajib memastikan kualitas dan konsekuensi dari seluruh rangkaian pelaksanaan proyek.

Kuat dugaan, lemahnya mekanisme pengawasan dan komunikasi antar pihak membuat pekerjaan normalisasi di Sungai Air Sempit kehilangan arah. Warga kini menuntut agar PT WIKA dan BWSS VI Jambi segera turun mengevaluasi pelaksanaan di lapangan, termasuk membuka data siapa yang bertanggung jawab secara kontraktual.

Sampai berita ini diterbitkan, pihak PT Wijaya Karya (WIKA), BWSS VI Jambi, dan CV VS Kerinci belum memberikan klarifikasi resmi terkait keluhan warga, kerusakan tanggul, serta tuntutan ganti rugi yang mengemuka di masyarakat.(son)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |