Tujuh Warga Binaan di NTB Terima Remisi Khusus Hari Raya Waisak, Momentum Spiritualitas dan Perubahan Diri

2 days ago 5

Mataram, NTB – Suasana Hari Raya Waisak tahun ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi warga binaan beragama Buddha yang berada di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Nusa Tenggara Barat. Dalam momen suci peringatan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha, pemerintah melalui Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan memberikan remisi khusus Hari Raya Waisak tahun 2024 kepada tujuh warga binaan yang dinilai telah menunjukkan perilaku baik serta semangat memperbaiki diri.

Remisi ini menjadi bentuk apresiasi negara terhadap warga binaan yang menjalani masa pidana dengan penuh tanggung jawab serta aktif dalam proses pembinaan. Enam orang penerima remisi berasal dari Lapas Kelas IIA Lombok Barat, dan satu orang lainnya dari Lapas Perempuan Kelas III Mataram.

Besaran remisi yang diberikan pun bervariasi, tergantung pada lama pidana yang telah dijalani:

2 orang mendapat remisi 15 hari

3 orang mendapat remisi 1 bulan

1 orang menerima remisi selama 2 bulan

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan NTB, Agung Krisna, menyampaikan ucapan selamat kepada para penerima remisi dan berharap momen ini menjadi dorongan untuk terus memperbaiki diri.

“Selamat kepada warga binaan yang telah mendapatkan remisi Hari Raya Waisak. Semoga ini menjadi motivasi untuk terus tumbuh, memperbaiki diri, dan mempersiapkan diri kembali ke masyarakat dengan lebih baik, ” ujarnya.

Saat ini, jumlah total warga binaan pemasyarakatan se-NTB tercatat sebanyak 4.742 orang, terdiri dari 1.091 tahanan dan 3.651 narapidana.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam pesannya menekankan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk berubah. Ia mengajak seluruh warga binaan menjadikan momen Waisak sebagai refleksi spiritual dan penguatan karakter, sebagai bekal kehidupan pasca-pembebasan.

 “Gunakan kesempatan ini sebagai dorongan untuk terus memperbaiki diri. Bagi yang belum mendapatkan remisi, jangan berkecil hati. Tunjukkan perubahan positif, karena kesempatan akan selalu terbuka bagi mereka yang sungguh-sungguh, ” pesan Menteri Agus.

Remisi khusus Hari Raya Waisak ini menjadi simbol harapan baru, bahwa meskipun berada di balik jeruji, setiap insan tetap memiliki peluang untuk bangkit, memperbaiki diri, dan menatap masa depan dengan lebih baik — sejalan dengan tujuan besar pemasyarakatan: membentuk manusia yang bertanggung jawab, berdaya guna, dan siap kembali ke tengah masyarakat. (Adb) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |