Aspal Bisa Dicongke Pakai Tangan Produk CV Kerinci Jayo, Warga Sanggarang Agung Sempat Protes Namun tak Digubris

2 hours ago 9

KERINCI, JAMBI - Proyek pengaspalan Jalan Sanggarang Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, kembali memunculkan temuan baru yang menguatkan dugaan adanya pelanggaran teknis dan ketidakwajaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Proyek bernilai Rp 200.000.000, 00 tersebut tercatat dalam Kode RUP 61163928, berasal dari APBD-P Kabupaten Kerinci 2025 melalui Dinas PUPR Kerinci yang dikerjakan oleh CV Kerinci Jayo.

Dari hasil penelusuran di lapangan, ditemukan bahwa hampir sebagian tidak ada Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA) yang semestinya menjadi fondasi utama perkerasan. Ketiadaan lapisan pondasi ini membuat kualitas aspal sangat diragukan dan berpotensi cepat rusak. Warga yang sejak awal mengawasi pekerjaan menyampaikan bahwa aspal langsung digelar tanpa adanya timbunan pondasi yang memadai.

“Kami lihat sendiri, tidak ada timbunan pondasi agregat. Aspal langsung disiram begitu saja. Bagaimana mau kuat? Sedangkan ini jalan utama masyarakat untuk beraktifitas sehari - hari, ” kata Angga warga setempat kepada Indonesiasatu.co.id saat ditemui di lokasi, Kamis (11/12/20205).

Selain itu, proses pemadatan aspal diduga dilakukan secara asal-asalan. Warga menyebut pemadatan hanya dilakukan sekali pintas, tanpa penggilasan berulang sebagaimana prosedur standar. Kondisi ini terlihat jelas ketika permukaan aspal mudah terkelupas, permukaan tidak rata bahkan bisa dicongkel menggunakan tangan, menunjukkan lemahnya daya ikat dan kualitas lapisan hotmix.

Temuan ini diperparah oleh indikasi bahwa tahapan penting dalam pengerjaan Aspal Goreng, seperti prime coat dan tack coat, tidak dilakukan sesuai standar. Prime coat yang seharusnya menjadi lapisan pengikat antara pondasi dan aspal diduga tidak diterapkan secara semestinya, sehingga lapisan aspal tidak merekat dan mudah terangkat.

Selain masalah teknis, proyek ini juga dipertanyakan dari sisi transparansi. Di lokasi pekerjaan tidak ditemukan papan informasi proyek, sehingga masyarakat tidak mengetahui detail pelaksanaan, anggaran, volume pekerjaan, maupun durasi kontrak.

“Kami seperti dibutakan. Tidak ada papan proyek. Saat kami tanya kontraktor dan dinas, tidak ada yang menanggapi. Kami kecewa sekali, ” ujar warga lainnya.

Warga mengaku semakin kesal dan kecewa karena jalan tersebut telah hampir 15 tahun tidak pernah diperbaiki, namun ketika perbaikan akhirnya datang, hasilnya dinilai sangat mengecewakan dan terkesan asal kerja. Sejumlah warga menyatakan menolak hasil pengaspalan karena dianggap tidak layak dan tidak sesuai harapan.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak rekanan CV Kerinci Jayo maupun Dinas PUPR Kerinci belum dapat dikonfirmasi untuk memberikan klarifikasi terkait berbagai temuan dan dugaan pelanggaran teknis tersebut.(son)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |