MOROWALI, Sulawesi Tengah– Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf secara resmi mengukuhkan Laskar To Boengko yang mengusung Gerakan Sosio-Kultural Berbasis Nilai Adat dan Persatuan. Acara pengukuhan Laskar To Boengkoe berlangsung khidmat pada Minggu malam (7/12/2025) di Alun-Alun Rumah Jabatan Bupati Morowali, Desa Matansala, Kecamatan Bungku Tengah. Prosesi ini menjadi momentum penting bagi komunitas Bungku, karena pengesahan struktur baru menandai dimulainya gerakan sosial-budaya yang semakin terorganisir dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, menyambut baik kehadiran Laskar To Boengkoe dan menekankan pentingnya menjaga nilai adat dan budaya yang menjadi jati diri masyarakat Bungku. Ia menyatakan bahwa organisasi semacam ini harus menjadi benteng harmoni, penjaga tradisi, serta mitra masyarakat dalam menyelesaikan persoalan sosial. “Pengukuhan ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah deklarasi tanggung jawab moral untuk memastikan nilai adat tetap dijaga di tengah dinamika zaman, ” ungkap Bupati.

Dalam Surat Keputusan (SK) yang dibacakan oleh Asfar, SE., ditetapkan struktur kepengurusan periode baru: H. Aksa Ishak Asira sebagai Ketua, Asfar sebagai Wakil Ketua, Abdul Ramadan, S.Ap sebagai Sekretaris, dan Sultan Abdul Rauf sebagai Bendahara. Setelah pembacaan SK, seluruh struktur organisasi naik ke panggung untuk mengikuti prosesi pengukuhan yang dipimpin langsung Bupati. Dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim, ” Bupati secara resmi menyatakan struktur Laskar To Boengkoe sah dikukuhkan dan menyerahkan pataka sebagai simbol legitimasi.
Ketua Laskar To Boengkoe, H. Aksa Ishak Asira, menegaskan bahwa organisasi hadir sebagai motor penggerak pemberdayaan komunitas. Melalui program sosial dan pelestarian budaya, ia ingin memperkuat identitas masyarakat Bungku serta membangun kesadaran generasi muda untuk mencintai tanah leluhur. “Semangat kolektif harus menjadi pondasi agar organisasi berjalan profesional, disiplin, dan berdampak langsung bagi masyarakat, ” jelas H. Aksa.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Laskar To Boengkoe yang dipimpin oleh Abd. Jamil, yang diikuti secara serempak oleh seluruh anggota sebagai simbol kesetiaan dan komitmen. Ikrar tersebut terdiri dari 6 poin penting: menjunjung tinggi adat, budaya, dan martabat masyarakat Bungku; menjaga persatuan dan keharmonisan masyarakat yang beragam; melaksanakan peran sosial-budaya secara profesional, tertib, dan tanpa kekerasan; menjadi mitra pemerintah, lembaga adat, dan sektor usaha untuk pembangunan adil dan berkelanjutan; menjaga dan melindungi lingkungan hidup sebagai amanah leluhur; serta menjadi teladan dalam moral, sikap, dan kedisiplinan.

Wakil Ketua Laskar To Boengkoe, Asfar, menegaskan jati diri organisasi sebagai lembaga sosial-kultural berdisiplin tinggi. Ia menolak anggapan bahwa Laskar To Boengkoe adalah kelompok berorientasi konflik atau tindakan tidak teratur. “Kami bukan komunitas perang maupun kelompok ugal-ugalan. Sebaliknya, akan beroperasi sebagai pelaksana kegiatan sosial yang bertujuan memperkuat komunitas Bungku dan menjaga keharmonisan sosial, ” beber Asfar.
Ke depan, Laskar To Boengkoe menargetkan berbagai program pemberdayaan seperti pendidikan budaya, pelatihan generasi muda, penguatan komunitas adat, serta keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial. Dengan struktur yang kuat dan dukungan masyarakat, organisasi berkomitmen menjadikan ikrar kehormatan sebagai pedoman yang dijalankan secara konsisten untuk menjaga identitas Bungku dan memberikan manfaat berkelanjutan.










































