PANGKEP, SULSEL – Bupati Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Dr. H. Muhammad Yusran Lalogau, SP, M.Si menegaskan pentingnya menggali potensi lokal sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi pameran pembangunan produk dalam rangka peringatan HUT RI ke-80 di lapangan Citramas, Kota Pangkep beberapa hari lalu di lapangan Citramas kota Pangkep
Menurut Bupati Yusran berkata bahwa kita perlu melahirkan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Kita harus lebih kreatif menggenjot inovasi baik di desa maupun kelurahan dengan menggali potensi lokal yang ada, ” ujarnya.
Ia menilai, penguatan ekonomi kreatif dan pembangunan desa mandiri adalah dua langkah strategis yang saling terkait. Ekonomi kreatif mampu memberi nilai tambah terhadap produk lokal, sementara desa mandiri menciptakan ketahanan finansial dan sosial masyarakat.
Dalam uraiannya, Bupati Yusran memaparkan sejumlah teknik konkret untuk menghidupkan ekonomi kreatif. Pertama, melalui pemetaan potensi lokal seperti kuliner khas, kerajinan tangan, seni budaya, maupun potensi digital yang bisa dikembangkan anak muda desa. “Contohnya ubi, singkong, rumput laut, atau ikan bisa kita olah menjadi produk premium, ” jelasnya.
Kedua, membangun inkubasi UMKM dan start-up desa. Pemda menurutnya dapat mendorong berdirinya creative hub sebagai pusat pelatihan desain, pengemasan, hingga pemasaran online. Melalui wadah ini, pelaku usaha kecil dapat belajar meningkatkan kapasitas produksi secara massal.
Ketiga, memanfaatkan digitalisasi pemasaran. Yusran mendorong agar desa memiliki akun resmi untuk branding kolektif produk lokal yang bisa dipasarkan melalui e-commerce maupun media sosial. “Pasar online desa bisa menjadi pintu promosi yang efektif, ” katanya.
Selain itu, ia juga menggarisbawahi pentingnya penyelenggaraan festival dan event kreatif seperti tahun ini yang kita lakukan, bisa di agenda tahunan seperti pameran kuliner, seni, maupun produk lokal dinilai mampu menarik wisatawan sekaligus menjadi ruang bagi anak muda desa untuk berkreasi.
Bupati Yusran pun membuka peluang kerja sama dengan perusahaan dan investor lokal. Ia mencontohkan, produk desa dapat masuk ke jaringan restoran, hotel, maupun toko modern sehingga memiliki pasar yang lebih luas. “Sinergi dengan swasta akan mempercepat lahirnya desa mandiri, ” tambahnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan teknik membangun desa mandiri. Salah satunya penguatan Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar bertransformasi menjadi perusahaan desa dengan unit usaha jelas, mulai dari simpan pinjam, pertanian terpadu, hingga pengelolaan energi terbarukan.
Pertanian dan perikanan bernilai tambah juga menjadi perhatian utama. Menurutnya, hasil panen dan tangkapan nelayan tidak boleh hanya dijual mentah. Produk seperti abon ikan, nugget, kerupuk rumput laut, hingga tepung ubi harus menjadi ciri khas ekonomi lokal Pangkep.
Selain sektor produksi, Yusran mendorong pengembangan desa wisata dan edukasi. Dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Pangkep, desa dapat tumbuh menjadi tujuan wisata yang memberi manfaat ekonomi langsung kepada warga. Homestay, wisata kebun, hingga wisata rawa bisa menjadi daya tarik baru.
Ia juga menekankan pentingnya kemandirian energi dan pangan. Program seperti swasembada pangan desa, pertanian organik, dan pemanfaatan energi terbarukan (PLTS, biogas, mikrohidro) akan menopang ketahanan desa dari guncangan ekonomi global.
Kunci terakhir yang disebut Yusran adalah pelibatan anak muda. Generasi muda menurutnya harus menjadi motor penggerak branding, digital marketing, hingga inovasi wisata kreatif desa. Dengan begitu, arus urbanisasi bisa ditekan karena anak muda melihat masa depan cerah di desanya sendiri.
Bupati Yusran menegaskan, keberhasilan membangun ekonomi kreatif dan desa mandiri bertumpu pada empat hal: inovasi produk, branding dan digitalisasi, kolaborasi lintas pihak, serta kemandirian yang tidak bergantung penuh pada bantuan pusat. “Kalau ini kita jalankan bersama, Pangkep akan menjadi contoh kabupaten yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing, ” pungkasnya, ( Herman Djide)