Menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, CGTN menerbitkan sebuah artikel tentang kiprah Tiongkok yang menerapkan prinsip persahabatan, ketulusan, kerja sama yang saling menguntungkan, serta inklusi dalam kebijakan diplomasi dengan negara tetangga demi membangun masa depan bersama.
, /PRNewswire/ -- Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraan ke tiga negara Asia Tenggara– Vietnam, Malaysia, dan Kamboja – pada minggu depan, seperti diumumkan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Jumat lalu.
Kunjungan ke negara-negara tetangga ini berlangsung selama lima hari, mulai dari Senin hingga Jumat, serta menjadi rangkaian pertama dari kunjungan luar negeri Xi pada tahun ini.
Kunjungan ini dilakukan setelah beberapa hari lalu Xi mendorong upaya untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama yang melibatkan negara-negara tetangga Tiongkok. Hal ini disampaikan Xi dalam sebuah rapat pemerintah pusat yang membahas hubungan Tiongkok dengan negara-negara tetangga.
Negara-negara tetangga menjadi prioritas diplomasi Tiongkok. Menurut Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara merupakan tetangga baik, sahabat baik, dan mitra baik yang memiliki masa depan bersama.
Rencana kunjungan presiden Tiongkok ini mengusung makna penting dalam hubungan Tiongkok dengan Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, serta Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) secara keseluruhan, seperti dijelaskan Lin dalam acara jumpa pers.
Kunjungan Xi juga segera membawa momentum baru dalam perdamaian dan pembangunan ASEAN serta dunia, menurut Lin.
Tiongkok dan Vietnam: Sahabat kental
Mulai Senin hingga Selasa, Xi akan berkunjung ke Vietnam untuk keempat kalinya sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Presiden Tiongkok. Kunjungan ini bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok dan Vietnam, dua negara sosialis yang bertetangga, serta menjadi "sahabat kental".
Kunjungan terakhir Xi ke Vietnam dilakukan pada Desember 2023 ketika kedua negara sepakat membangun komunitas Tiongkok-Vietnam dengan masa depan bersama. Momen tersebut juga bermakna strategis dan mengusung hubungan bilateral kedua negara ke babak baru.
Kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Vietnam juga terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Vietnam sejak 2004, sedangkan Vietnam telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Tiongkok sejak 2016. Volume perdagangan bilateral pun menembus $200 juta selama empat tahun berturut-turut, tercatat senilai $260,65 miliar pada 2024, atau meningkat 13,5% dari volume perdagangan pada 2023, menurut data Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Arus investasi asing langsung dari perusahaan-perusahaan Tiongkok di Vietnam bahkan menembus $2,5 miliar pada 2024, terus berkembang pesat sehingga Vietnam menjadi destinasi investasi asing yang penting bagi Tiongkok, menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Tiongkok dan Malaysia: Model kerja sama yang saling menguntungkan
Presiden Tiongkok terakhir kali berkunjung ke Malaysia pada 2013 ketika kedua negara meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan komprehensif dan strategis. Satu dekade berselang, Xi dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pun membuat kesepakatan di Beijing untuk membangun komunitas Tiongkok-Malaysia yang memiliki masa depan bersama.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Malaysia terus membina hubungan. Kedua negara kerap terlibat dalam interaksi tingkat tinggi, terus memperkuat sikap saling percaya dari sisi politik, membuat hasil yang menguntungkan dalam kerja sama praktis. Dengan demikian, kedua negara ini menjadi contoh yang baik untuk upaya membangun sikap saling memahami dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Kolaborasi Tiongkok-Malaysia juga terus bertambah luas. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Malaysia selama 16 tahun berturut-turut dengan volume perdagangan yang mencetak rekor tertinggi, yakni $212,04 miliar pada 2024. Dalam beberapa tahun terakhir, buah-buahan tropis asal Malaysia, seperti durian, manggis, dan nangka, semakin populer di kalangan konsumen Tiongkok.
Tiongkok dan Malaysia merupakan dua negara dan perekonomian berkembang yang berperan penting di Asia Pasifik. Maka, kunjungan mendatang dari pemimpin Tiongkok tersebut menjadi salah satu momen untuk mempererat hubungan antara Tiongkok dan Malaysia, seperti disampaikan Lin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Lewat kunjungan ini, Tiongkok ingin memperkuat koordinasi dengan Malaysia dalam isu-isu regional dan internasional, serta mengusung hubungan bilateral menuju upaya untuk membangun komunitas Tiongkok-Malaysia yang strategis dan memiliki masa depan bersama, serta membuat kontribusi baru yang terus memperkokoh persatuan Kawasan Selatan Dunia sekaligus perdamaian dan stabilitas regional, menurut Lin.
Tiongkok dan Kamboja: Kawan akrab
Xi terakhir kali melakukan kunjungan resmi ke Kamboja pada 2016. Pada September 2023, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet memilih Tiongkok sebagai tujuan kunjungan kenegaraan yang pertama setelah resmi menjabat. Hal ini melambangkan prioritas Kamboja dalam hubungan diplomatik. Ketika saling bertemu, Xi dan Hun Manet semakin mempererat persahabatan antara Tiongkok dan Kamboja.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Kamboja terus meningkatkan sikap saling percaya, menguatkan kerangka kerja sama "Diamond Hexagon", membuat perkembangan dalam pembangunan Koridor Pembangunan Perindustrian dan "Koridor Perdagangan di Sektor Perikanan dan Beras", serta mencapai hasil kerja sama yang menguntungkan dalam seluruh bidang.
Tiongkok telah menjadi investor asing terbesar bagi Kamboja, serta mitra dagang penting selama beberapa tahun terakhir secara berturut-turut. Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-Kamboja, mulai berlaku pada 1 Januari 2022, merupakan kesepakatan perdagangan bebas bilateral yang pertama kali diteken Kamboja. Pada 2024, volume perdagangan antara Kamboja dan Tiongkok tercatat sebesar $15,1 miliar, meningkat 23,8% dari tahun sebelumnya.
Menurut Lin, dalam kunjungan mendatang, kedua negara akan membahas peningkatan hubungan bilateral, serta saling bertukar pandangan tentang lima bidang, termasuk sikap saling percaya dari sisi politik, kerja sama yang saling menguntungkan, pertukaran budaya dan antarwarga, serta koordinasi strategis.
SOURCE CGTN