PANGKEP — Pemberdayaan petani melalui pembuatan kompos dinilai sebagai solusi cerdas dalam meningkatkan hasil pertanian sekaligus memperbaiki kualitas tanah. Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, Herman Djide, dalam diskusi peningkatan kualitas dan perbaikan kualitas tanah yang berlangsung di Warkop Karya, Ruko Palampang. Minggu (7/12/2025)
Herman Djide menegaskan bahwa kompos memiliki manfaat luar biasa bagi keberlanjutan pertanian, terutama dalam menjaga kesuburan tanah secara alami. Menurutnya, ketergantungan petani terhadap pupuk kimia perlu dikurangi secara bertahap melalui pemanfaatan bahan organik yang tersedia di sekitar lingkungan.
Ia menyarankan agar ke depan setiap kelompok tani menjadikan produksi kompos sebagai salah satu syarat utama dalam kegiatan pertanian. Dengan demikian, petani tidak hanya berfokus pada produksi hasil panen, tetapi juga pada pengelolaan tanah yang sehat dan ramah lingkungan.
“Tanah yang sehat adalah modal utama pertanian. Kompos mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan unsur hara, dan menjaga keseimbangan mikroorganisme yang sangat dibutuhkan tanaman, ” ujar Herman Djide dalam diskusi tersebut.
Menurutnya, pemberdayaan petani dalam pembuatan kompos juga berdampak pada efisiensi biaya produksi. Petani dapat menekan pengeluaran karena bahan baku kompos berasal dari limbah pertanian dan rumah tangga yang selama ini kurang dimanfaatkan.
Selain itu, produksi kompos secara mandiri dinilai mampu meningkatkan kemandirian kelompok tani. Petani tidak lagi sepenuhnya bergantung pada pasokan pupuk dari luar, terutama saat harga pupuk mengalami kenaikan atau kelangkaan.
Herman Djide juga menekankan pentingnya peran kelompok tani sebagai pusat edukasi dan inovasi. Melalui pelatihan dan pendampingan, kelompok tani dapat menjadi motor penggerak dalam penerapan pertanian organik dan berkelanjutan.
Ia menilai diskusi seperti ini perlu terus digalakkan agar wawasan petani semakin terbuka terhadap metode pertanian yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi antara petani, penyuluh pertanian, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci keberhasilannya.
Dalam kesempatan itu, Herman Djide mengatakan bahwa pemerintah daerah selama ini di bawah kepemimpinan Dr H Muhammad Yusran Lalogau telah banyak beri perhatian yang cukup besar dan lebih serius mendukung program pembuatan kompos di tingkat kelompok tani. Dukungan tersebut dapat berupa bantuan alat, pelatihan teknis, maupun kebijakan yang mendorong pertanian berkelanjutan.
Menurutnya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan kompos, mengingat melimpahnya limbah organik dari sektor pertanian dan perikanan yang dapat diolah menjadi pupuk bernilai guna tinggi.
Ia juga mengingatkan bahwa penggunaan kompos secara rutin akan berdampak jangka panjang terhadap peningkatan hasil panen. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit dan kondisi tanah pun semakin stabil.
Diskusi yang berlangsung santai namun produktif di Warkop Karya tersebut mendapat respons positif dari peserta. Berbagai masukan dan pengalaman lapangan turut mewarnai pembahasan terkait pengelolaan tanah dan pemanfaatan kompos.
Herman Djide berharap gagasan ini tidak berhenti pada tataran diskusi, tetapi dapat diwujudkan dalam aksi nyata di lapangan. Ia optimistis, jika setiap kelompok tani mampu memproduksi kompos sendiri, maka pertanian di Pangkep akan semakin maju dan berdaya saing.
Melalui langkah sederhana namun berdampak besar ini, Herman Djide meyakini kualitas tanah akan terus membaik, hasil pertanian meningkat, dan kesejahteraan petani pun dapat terangkat secara berkelanjutan.( Kasma)
















































