Herman Djide: Membangun Desa Wisata yang Autentik dengan Konsep Stay Experience

1 month ago 23

PANGKEP -   Dalam konteks pariwisata, Stay Experience merujuk pada konsep wisata di mana pengunjung tidak hanya datang untuk melihat tempat, tetapi juga tinggal dalam jangka waktu tertentu di lokasi wisata, berinteraksi dengan penduduk setempat, dan mengalami kehidupan serta budaya mereka secara langsung.

Demikian diungkapkan Herman Djide, Ketua DPD JNI Cabang Kabupaten Pangkep Jumat (28/2/2025) di Bonto matene Segeri,  

Misalnya, dalam desa wisata, konsep Stay Experience memungkinkan wisatawan untuk menginap di rumah warga (homestay), mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat seperti bertani, memasak makanan tradisional, atau belajar kerajinan khas daerah tersebut. Ini memberikan pengalaman yang lebih autentik dibandingkan wisata konvensional yang hanya sekadar berkunjung

Menurutnya bahwa Pariwisata desa dapat menjadi perhatian di berbagai daerah sebagai solusi untuk meningkatkan perekonomian lokal. Salah satu konsep yang kini banyak diterapkan adalah Stay Experience, di mana wisatawan tidak sekadar berkunjung, tetapi juga tinggal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.

Konsep ini menawarkan pengalaman unik yang lebih mendalam dibandingkan wisata konvensional. Jika diterapkan dengan baik, Stay Experience bisa menjadi motor penggerak pembangunan desa yang berkelanjutan.

Menurut Herman Djide bahwa  salah satu keunggulan dari konsep ini adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam industri pariwisata. Penduduk desa tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam memberikan layanan dan pengalaman bagi wisatawan. Mulai dari menyediakan homestay, memasak makanan khas, hingga memperkenalkan budaya dan tradisi lokal, semua ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Dengan demikian, manfaat ekonomi yang dihasilkan akan langsung dirasakan oleh masyarakat desa.

Selain aspek ekonomi, Stay Experience juga berkontribusi terhadap pelestarian budaya dan kearifan lokal. Banyak tradisi yang mulai tergerus zaman dapat kembali hidup jika diperkenalkan kepada wisatawan. Misalnya, wisatawan bisa belajar menenun kain tradisional, membuat kerajinan tangan, atau mengikuti ritual adat yang masih dijaga oleh masyarakat setempat. Hal ini menciptakan simbiosis yang saling menguntungkan, di mana wisatawan mendapatkan pengalaman berharga, sementara budaya lokal tetap lestari.

Namun, untuk menjalankan konsep ini dengan sukses, diperlukan kesiapan dari berbagai aspek, terutama infrastruktur. Jalan yang baik, akses transportasi yang mudah, dan fasilitas penunjang seperti sanitasi yang memadai harus diperhatikan. Tanpa infrastruktur yang mendukung, pengalaman wisatawan bisa terganggu, dan pada akhirnya justru menurunkan minat mereka untuk berkunjung kembali. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas dasar sangatlah penting.

Di sisi lain, kesiapan masyarakat desa dalam menerima wisatawan juga harus diperhatikan. Tidak semua desa langsung siap menjadi destinasi Stay Experience. Dibutuhkan pelatihan bagi penduduk agar mereka mampu memberikan pelayanan yang baik, termasuk dalam hal kebersihan, keramahan, dan pemahaman tentang kebutuhan wisatawan. Jika aspek ini diabaikan, konsep Stay Experience bisa gagal memberikan kesan positif bagi pengunjung.

Pemasaran juga menjadi faktor krusial dalam keberhasilan konsep ini. Banyak desa wisata yang sebenarnya memiliki potensi besar, tetapi kurang dikenal karena minimnya promosi. Pemanfaatan media sosial dan kerja sama dengan platform perjalanan digital dapat menjadi solusi untuk menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu, pengembangan narasi yang menarik tentang keunikan desa tersebut juga bisa menjadi strategi pemasaran yang efektif.

Meski memiliki banyak potensi, Stay Experience juga menghadapi tantangan, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan keberlanjutan lingkungan. Jika tidak dikelola dengan baik, lonjakan wisatawan bisa membawa dampak negatif seperti peningkatan sampah, pencemaran lingkungan, dan komersialisasi budaya yang berlebihan. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang jelas agar pariwisata tetap berjalan tanpa merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat desa.

Agar konsep Stay Experience dapat benar-benar membawa manfaat, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah harus memberikan regulasi dan dukungan infrastruktur, masyarakat harus siap menjadi tuan rumah yang baik, dan sektor swasta bisa berperan dalam investasi serta pemasaran. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa desa wisata berkembang secara berkelanjutan tanpa mengorbankan identitasnya.

Pada akhirnya, Stay Experience bukan sekadar konsep wisata biasa, tetapi sebuah pendekatan yang mampu menghidupkan kembali desa-desa yang mulai kehilangan daya tariknya. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang baik, konsep ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, melestarikan budaya, serta memberikan pengalaman berharga bagi wisatawan. Kini, tantangannya adalah bagaimana mengimplementasikannya secara konsisten agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.(Hik )

Read Entire Article
Karya | Politics | | |