Kekerasan OPM Terhadap Guru di Yahukimo: Sebuah Serangan Terhadap Masa Depan Pendidikan Papua

3 hours ago 5

YAHUKIMO - Pendidikan yang seharusnya menjadi hak dasar dan fondasi masa depan bangsa kembali tercabik oleh kekerasan. Pada Kamis (22/5/2025), sebuah peristiwa tragis terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, ketika seorang guru menjadi korban serangan brutal yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tindak kekerasan ini tidak hanya mencederai dunia pendidikan, tetapi juga mengguncang ketenangan masyarakat setempat.

Korban, seorang tenaga pengajar yang dikenal baik oleh siswa dan masyarakat, tewas akibat serangan yang tak berperikemanusiaan. Akibat kejadian tersebut, suasana di lingkungan sekolah menjadi mencekam, dengan sejumlah guru mengungkapkan kekhawatiran mereka untuk kembali mengajar, merasa khawatir menjadi sasaran berikutnya dalam konflik bersenjata yang semakin tak mengenal batas.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo, Drs. Samuel Huby, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam dan kecaman keras terhadap tindakan tersebut. “Kejadian ini telah mencederai dunia pendidikan di Papua. Seorang guru yang seharusnya dihormati justru menjadi korban dari kekerasan yang tidak berperikemanusiaan, ” tegasnya, dengan penuh keprihatinan.

Tokoh masyarakat setempat, Yonas Heluka, juga menyatakan kecaman yang sama. Ia menilai bahwa OPM, yang selama ini mengatasnamakan perjuangan Papua, kini justru telah berbalik menjadi ancaman bagi rakyat Papua itu sendiri. "Mereka selalu mengatasnamakan perjuangan Papua, tapi yang menjadi korban justru orang asli Papua sendiri. Guru ini adalah anak kami, yang ingin mengajar anak-anak di kampung. Mengapa harus dia yang jadi korban?” ujarnya dengan penuh emosi.

Tak hanya para guru yang merasa terancam, masyarakat pun turut merasakan dampaknya. Mama Tine Wanimbo, seorang ibu dari seorang siswa, mengungkapkan kesedihannya. "Anak saya selalu semangat pergi sekolah karena suka dengan Pak Guru Yafet. Sekarang dia tidak mau sekolah, dia takut. Kami semua takut, " ujarnya sambil meneteskan air mata. Kejadian ini menimbulkan trauma mendalam bagi siswa dan orang tua, yang kini harus hidup dalam ketakutan.

Peristiwa tragis di Yahukimo ini menegaskan bahwa OPM yang dulu disebut memperjuangkan kemerdekaan rakyat Papua, kini justru menjadi kelompok yang menyakiti dan menindas sesama warga Papua. Tindak kekerasan terhadap seorang guru yang hanya menjalankan tugas mulianya mencoreng nilai-nilai kemanusiaan dan semakin menjauhkan OPM dari aspirasi yang seharusnya mereka perjuangkan.

Tindakan ini menunjukkan bahwa kelompok separatis tersebut kini telah kehilangan arah dan kepercayaan dari masyarakat, yang lebih memilih hidup damai dan mengutamakan pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.

(***/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |