PANGKEP SUKSEL - Setiap orang pasti ingin hidup berkecukupan, punya rumah yang layak, tabungan yang aman, dan usaha yang berkembang. Namun, banyak yang tidak sadar bahwa sumber dari semua itu bukan hanya kerja keras fisik, melainkan cara kita memandang uang dan peluang. Pola pikir adalah akar dari keberhasilan atau keterpurukan finansial.
Pola pikir pertama (1 ) yang sangat menentukan adalah kelimpahan versus kekurangan. Orang yang berpikir kelimpahan percaya bahwa dunia ini penuh kesempatan. Rezeki tidak pernah habis, hanya berpindah tempat, menunggu dijemput oleh mereka yang mau berusaha. Sebaliknya, orang yang berpikir kekurangan selalu merasa takut uangnya habis, iri terhadap kesuksesan orang lain, bahkan ragu untuk mencoba hal baru.
Bayangkan dua orang dengan modal yang sama. Yang berpikir kelimpahan berani membuka usaha kecil, karena yakin peluang selalu ada. Yang berpikir kekurangan memilih menyimpan uang di bawah bantal karena takut rugi. Lima tahun kemudian, yang pertama bisa berkembang, sementara yang kedua masih berada di tempat yang sama. Bedanya bukan pada modal, melainkan pola pikir.
Pola pikir kelimpahan juga mengajarkan kita untuk berani berbagi. Mereka yang yakin rezeki tak terbatas lebih ringan bersedekah, lebih mudah bekerja sama, dan tidak takut tersaingi. Anehnya, justru dari sikap itulah pintu rezeki sering terbuka lebih lebar. Sebaliknya, mereka yang terus dihantui kekurangan sering kali justru semakin terjebak dalam lingkaran kesempitan.
Pola pikir kedua ( 2) adalah investor versus konsumen. Inilah yang paling sering menjadi pembeda antara mereka yang kaya dan mereka yang terus bergantung pada gaji. Investor selalu bertanya: “Bagaimana uang ini bisa tumbuh?” Sedangkan konsumen hanya berpikir: “Apa yang bisa saya beli dengan uang ini?”
Kedengarannya sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Pola pikir konsumen membuat uang hanya lewat, tidak pernah tinggal lama. Pola pikir investor membuat uang berkembang menjadi aset, bisnis, dan tabungan masa depan. Tidak heran, orang yang bermental investor walau sederhana hidupnya, perlahan bisa membangun stabilitas yang tidak dimiliki oleh mereka yang hanya mengejar belanja.
Contohnya, ada orang dengan gaji kecil tapi menyisihkan sedikit untuk membuka usaha makanan ringan. Awalnya kecil, tapi karena terus diputar, bisnis itu berkembang. Sebaliknya, ada yang gajinya lebih besar, tapi selalu habis untuk belanja barang-barang konsumtif. Hasil akhirnya? Yang pertama punya sumber pendapatan tambahan, sementara yang kedua terus bekerja keras tanpa ada perubahan.
Pola pikir ketiga (3) adalah growth mindset, atau pola pikir bertumbuh. Orang dengan growth mindset percaya bahwa dirinya bisa belajar apa saja, bahkan hal yang sebelumnya tidak ia kuasai. Mereka melihat kegagalan sebagai guru, bukan musuh. Sementara orang dengan fixed mindset berhenti ketika menemui kesulitan, merasa dirinya “memang tidak bisa.”
Dalam perjalanan keuangan, growth mindset adalah kunci. Saat seseorang gagal dalam usaha, ia tidak berhenti, tapi mencari strategi baru. Saat ia rugi dalam investasi, ia tidak menyalahkan keadaan, melainkan belajar memperbaiki strategi. Dengan cara inilah, sedikit demi sedikit, mereka membangun pondasi yang kokoh untuk masa depan.
Jika ketiga pola pikir ini digabung, hasilnya sangat dahsyat. Pola pikir kelimpahan membuat kita percaya bahwa peluang selalu ada. Pola pikir investor memastikan bahwa uang yang masuk tidak habis, tapi diputar agar tumbuh. Pola pikir growth membuat kita terus belajar, tidak mudah menyerah, dan semakin bijak dalam mengelola rezeki.
Banyak orang bermimpi menjadi kaya, tetapi mimpi itu hanya akan tetap menjadi mimpi tanpa perubahan cara berpikir. Mereka yang kaya bukan sekadar beruntung, melainkan mampu melihat apa yang orang lain lewatkan. Mereka berani melangkah ketika orang lain ragu. Mereka belajar ketika orang lain menyerah. Itulah buah dari pola pikir yang sehat.
Mulailah dari hal kecil. Berhenti merasa bahwa rezeki terbatas, mulai belajar berbagi. Berhenti hanya menjadi konsumen, mulai berpikir sebagai investor meski dalam skala kecil. Berhenti merasa kemampuan sudah mentok, mulai buka diri untuk belajar hal baru. Setiap langkah kecil itu akan menuntun kita pada perubahan besar.
Pada akhirnya, uang hanyalah alat. Yang lebih penting adalah bagaimana pikiran kita mengarahkan alat itu. Dengan pola pikir kelimpahan, investor, dan growth, maka rezeki tidak hanya datang sebentar, tapi akan terus bertumbuh dan membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna.
Pangkep 23 Agustus 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan