Membangunkan Potensi Tidur, Herman Djide: Strategi Emas Menuju Ketahanan Pangan Desa dan Kelurahan 

4 hours ago 1

PANGKEP SULSEL - Di banyak daerah, ribuan hektar lahan sawah dan kebun kini terbengkalai setelah panen kedua, seolah menunggu sentuhan tangan-tangan yang mau bekerja. Padahal di balik tanah yang dibiarkan tidur itu tersimpan potensi ekonomi dan pangan yang luar biasa besar. Bila dikelola dengan cerdas dan terencana, lahan-lahan tersebut bisa menjadi sumber penghidupan baru sekaligus benteng ketahanan pangan bagi kelurahan dan desa-desa. Ini bukan hanya persoalan pertanian, tapi juga tentang keberlanjutan hidup masyarakat dan masa depan ekonomi lokal.

Solusi untuk menghidupkan kembali lahan tidur harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Dalam jangka pendek, pemerintah daerah bersama masyarakat dapat menggerakkan program tanam musim kering dan pekarangan pangan lestari, agar lahan tetap produktif sepanjang tahun. Di tahap menengah, sistem pertanian terpadu—yang menggabungkan tanaman, ternak, dan ikan—menjadi kunci efisiensi dan diversifikasi ekonomi. Sedangkan untuk jangka panjang, pengembangan kawasan agroindustri, digitalisasi pertanian, serta agrowisata dapat menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan baru yang mandiri dan modern.

Membangunkan kembali lahan tidur sejatinya adalah gerakan membangun masa depan. Ketika tanah yang diam kembali digarap, maka roda ekonomi desa ikut berputar, lapangan kerja terbuka, dan ketergantungan terhadap pasokan luar berkurang. Inilah saatnya menjadikan setiap jengkal tanah sebagai aset berharga bangsa. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, desa tak hanya bisa memberi makan dirinya sendiri, tetapi juga turut menjaga kedaulatan pangan negeri.

Berikut rencana program dan solusi berjenjang (jangka pendek, menengah, dan panjang) yang bisa dilakukan pemerintah daerah, kelompok tani, dan komunitas masyarakat untuk mengaktifkan kembali lahan-lahan tersebut:

🌱 1. Program Jangka Pendek (0–1 tahun)

Tujuan: Menghidupkan kembali lahan setelah panen kedua, menciptakan aktivitas produktif segera.

Langkah konkret:

Gerakan Tanam Musim Kering (Gertamri): Setelah panen padi kedua, lahan langsung ditanami komoditas cepat panen seperti jagung manis, kedelai, kacang tanah, ubi jalar, sayuran, semangka, atau cabai.

Program Pekarangan Pangan Lestari: Warga menanam sayur dan buah di pekarangan, mengurangi pengeluaran rumah tangga.

Pemanfaatan limbah hasil panen: Jerami diolah jadi pupuk organik cair/padat, sekam jadi media tanam.

Pembentukan “Bank Lahan”: Inventarisasi lahan tidur dan pemiliknya untuk dikelola bersama kelompok tani.

🌾 2. Program Jangka Menengah (1–3 tahun)

Tujuan: Membangun sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan.

Langkah konkret:

Integrasi Pertanian–Peternakan–Perikanan: Lahan tidak produktif bisa dijadikan kebun pakan, kolam bioflok, atau kandang komunal.

Sekolah Lapang Agro-Ekonomi: Pelatihan petani untuk produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian bernilai tambah.

Pendirian Sentra Produksi Pupuk Organik dan Kompos: Mengurangi biaya input pertanian dan memanfaatkan limbah lokal.

Koperasi Agro Desa: Mengelola hasil, permodalan, dan penjualan bersama.

🌳 3. Program Jangka Panjang (3–10 tahun

Tujuan: Transformasi menuju kawasan agroindustri dan ketahanan pangan daerah.

Langkah konkret:

Pengembangan “Kawasan Pertanian Terpadu”: Tiap kecamatan punya klaster unggulan (padi organik, hortikultura, umbi-umbian, atau tanaman obat).

Digitalisasi Pertanian: Penerapan teknologi drone, sensor tanah, aplikasi manajemen lahan, dan pemasaran digital.

Agrowisata dan Eduwisata: Lahan tidur disulap jadi kawasan wisata edukasi pertanian dan peternakan. Skema Investasi Hijau: Kerjasama dengan pihak swasta untuk menanam komoditas ekspor seperti porang, vanili, jahe merah, kelor, atau kopi.

🌾 4. Program Pendukung Penting

Pendampingan dan Penyuluhan berkelanjutan. Pembentukan Unit Mekanisasi Pertanian (alsintan bersama). Penguatan irigasi dan embung kecil desa. Pemasaran berbasis koperasi dan BUMDes. Kemitraan dengan perguruan tinggi dan lembaga riset.

Pangkep 20 Oktober 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |