PANGKEP SULSEL – Pembangunan desa yang berkelanjutan bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga memastikan setiap program tepat sasaran dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, pencarian data yang akurat menjadi kunci utama dalam merancang kebijakan yang efektif.
Demikian diungkapkan Herman Djide saat melakukan diskusi bangun desa yang hebat dan maju di warkop jalan Biringkassi Bungoro Rabu malam (5/3/2025)
Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu Cabang Kabupaten Pangkep, yang dijuluki media seribu portal ini mengatakan bahwa di tengah upaya percepatan pembangunan, desa-desa di wilayah Kabupaten Pangkep setidaknya bisa menerapkan pendekatan berbasis data. Dengan memanfaatkan survei, diskusi kelompok, dan teknologi digital, pemerintah desa dapat mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan lebih akurat. Hal ini memungkinkan alokasi dana yang lebih efisien dan berdampak besar bagi kesejahteraan warga.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Oleh karena itu, sangat perlu melakukan pendataan langsung, mendengarkan keluhan warga, dan menggali potensi desa agar program yang dijalankan tidak hanya seremonial, tetapi berdampak jangka panjang, ” ujanya
Salah satu inovasi yang diterapkan adalah penggunaan sistem informasi geografis (SIG) untuk memetakan kondisi desa. Dengan teknologi ini, pemerintah desa dapat melihat secara visual wilayah mana yang masih membutuhkan pembangunan infrastruktur, akses pendidikan, atau layanan kesehatan yang lebih baik.
Pendekatan berbasis data juga membantu dalam pengembangan ekonomi desa. Misalnya, dalam sektor pertanian dan usaha mikro, data yang dikumpulkan bisa menjadi dasar untuk memberikan pelatihan atau bantuan modal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini bila di terapkan, maka bisa terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani serta pelaku UMKM di desa terseb
Tidak hanya itu, keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan juga menjadi faktor penting. Forum diskusi dan musyawarah desa menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan aspirasi mereka. Dengan begitu, pembangunan tidak hanya datang dari atas ke bawah, tetapi benar-benar lahir dari kebutuhan riil masyarakat.
Ketua Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkep mengungkapkan bahwa pendekatan ini memberikan harapan baru bagi desanya. “Dulu banyak program yang kurang tepat sasaran karena pemerintah desa kurang memahami kondisi yang, kami dilibatkan dalam setiap tahap perencanaan, sehingga kami merasa benar-benar diperhatikan, ” ujarnya.
Selain perencanaan yang lebih matang, monitoring dan evaluasi juga menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pemerintah desa menetapkan indikator keberhasilan yang jelas untuk menilai efektivitas setiap program. Jika ditemukan kendala atau ketidaksesuaian, maka strategi akan segera disesuaikan agar hasilnya tetap optimal.
Keberhasilan program berbasis data ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi dan organisasi non-pemerintah. Kolaborasi ini memastikan desa memiliki akses ke sumber daya dan keahlian yang lebih luas dalam mengelola pembangunan.
Dengan langkah-langkah yang lebih sistematis dan berbasis bukti, diharapkan desa-desa di Indonesia bisa berkembang lebih pesat dan mandiri. Masyarakat tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam menciptakan perubahan.
Ke depan, model pembangunan berbasis data ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain. Dengan memanfaatkan teknologi dan keterlibatan masyarakat, desa tidak hanya maju dalam infrastruktur, tetapi juga dalam kualitas hidup warganya.
Semangat membangun desa hebat dan maju bukan hanya tentang membangun fisik, tetapi juga tentang membangun manusia, memberdayakan potensi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan data yang tepat dan hati yang tulus, desa yang hebat bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan bersama.( Unda Rahim)