YOGYAKARTA - Sebuah momen bersejarah bagi Muhammadiyah terukir di Yogyakarta, Kamis (21/8), ketika Pimpinan Pusat menerima amanah wakaf berupa lahan seluas 4 hektar. Lokasi strategis di Batam, Kepulauan Riau, yang kelak akan menjadi Madrasah Maafaza, kini berada di bawah naungan persyarikatan. Pemberian ini merupakan wujud kepercayaan Abdullah Yasin, pemilik sah lahan, yang secara langsung menyerahkan hak kelolanya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyambut baik uluran tangan Abdullah Yasin. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa wakaf ini akan menjadi katalisator bagi terwujudnya berbagai gebrakan baru Muhammadiyah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya melalui sarana ibadah dan institusi pendidikan.
"Dengan amanah yang diberikan kepada persyarikatan Muhammadiyah tersebut akan menambah proyeksi dan gebrakan baru yang ditorehkan Muhammadiyah dalam rangka memajukan bangsa melalui tempat peribadatan dan institusi pendidikan, " ujar Haedar Nashir.
Lebih lanjut, Haedar Nashir memaparkan visi besar di balik penerimaan wakaf ini. Ia berharap lahan di Batam dapat menjadi fondasi kuat untuk membentuk generasi yang unggul dan berprestasi.
"Dengan penerimaan wakaf ini, nantinya lahan yang diamanahkan ke Muhammadiyah akan berfungsi secara strategis untuk membentuk generasi yang terbaik dan unggulan, " katanya.
Harapan untuk menjadikan kawasan Riau sebagai center of excellence kian membuncah. Melalui pembangunan masjid dan madrasah di atas lahan wakaf tersebut, Muhammadiyah optimis cita-cita ini dapat segera terwujud.
"Melalui sinergi dari berbagai pihak, maka kita perlu adanya lompatan besar. Sebab jika tidak ada lompatan, maka telur itu tidak akan pecah, " tegas Haedar.
Abdullah Yasin, sang pemberi wakaf, menyatakan kepercayaannya yang utuh kepada Muhammadiyah. Ia melihat rekam jejak persyarikatan yang telah terbukti memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan bangsa dan negara, terutama di sektor pendidikan dan keagamaan.
"Muhammadiyah sangat baik pada sektor pendidikan dan agama. Inilah mengapa Maafaza perlu untuk saya amanahkan pada Muhammadiyah, " tutur Abdullah Yasin.