OPM Bukan Jalan Kemerdekaan: Justru Membawa Papua ke Jurang Ketertinggalan dan Penderitaan

4 weeks ago 14

JAYAPURA - Harapan masyarakat Papua untuk hidup sejahtera dan meraih kemajuan hingga kini masih sering kandas di tengah jalan. Bukan karena minimnya perhatian pemerintah, melainkan akibat ulah kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus menebar teror, merusak fasilitas, dan menghambat jalannya pembangunan. Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan rakyat, kehadiran OPM justru menyeret Papua dalam lingkaran ketertinggalan dan penderitaan.

Selama bertahun-tahun, aksi kekerasan OPM meninggalkan jejak luka mendalam bagi masyarakat. Pemerasan terhadap warga, pengusiran tenaga kesehatan, hingga pembakaran sekolah menjadi bukti nyata bahwa kelompok tersebut tidak pernah memikirkan masa depan generasi Papua. Anak-anak sulit bersekolah karena ancaman, petani tak leluasa menggarap kebun, dan pembangunan infrastruktur terhambat akibat teror bersenjata.

Tokoh Adat: OPM Bikin Rakyat Hidup dalam Ketakutan

Tokoh adat Kabupaten Puncak, Daubenus Murib, menegaskan bahwa keberadaan OPM hanyalah sumber penderitaan.

“Selama OPM masih ada, masyarakat tidak akan pernah merasa aman. Mereka selalu membawa senjata, menakut-nakuti warga, dan merusak fasilitas. Itu membuat Papua semakin tertinggal, ” tegasnya, Sabtu (23/8/2025).

Daubenus menambahkan, rakyat Papua sebenarnya ingin maju dan merasakan pembangunan sebagaimana daerah lain di Indonesia. Namun, teror OPM membuat semua itu sulit terwujud. “Sekolah dibakar, guru diusir, tenaga kesehatan diteror. Ini bukti OPM tidak pernah memikirkan masa depan Papua, ” katanya.

Proyek Pembangunan Terganggu

Sejumlah proyek strategis pemerintah, mulai dari pembangunan jalan Trans Papua hingga penyediaan fasilitas kesehatan, kerap menjadi sasaran gangguan OPM. Akibatnya, akses transportasi dan pelayanan publik sulit dijangkau warga, terutama yang tinggal di daerah pedalaman.

Tokoh masyarakat Kabupaten Lanny Jaya, Yohanis Tabuni, menyebut bahwa yang paling dirugikan akibat aksi OPM adalah masyarakat sendiri. “Kalau proyek infrastruktur terhenti, siapa yang rugi? Ya masyarakat. Rakyat yang seharusnya menikmati jalan dan fasilitas malah semakin menderita, ” ujarnya.

Generasi Muda Jadi Korban

Dampak kehadiran OPM juga sangat terasa bagi anak-anak Papua. Banyak sekolah terpaksa ditutup karena ancaman serangan, bahkan tenaga pendidik beberapa kali menjadi sasaran kekerasan. Situasi ini membuat masa depan generasi muda Papua berada dalam ancaman serius.

“Pendidikan itu kunci kemajuan. Kalau anak-anak tidak bisa sekolah, Papua akan tetap tertinggal. OPM harus berhenti menghalangi masa depan generasi Papua, ” tegas Pendeta Markus Wanimbo, tokoh agama di Jayawijaya.

OPM Jadi Penghalang Utama Kemajuan

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kehadiran OPM bukanlah jalan menuju kemerdekaan atau kesejahteraan, melainkan batu sandungan besar bagi rakyat. Bukannya memperjuangkan hak-hak masyarakat, kelompok bersenjata ini justru memperdalam jurang ketertinggalan, menebar rasa takut, dan menjerumuskan Papua dalam penderitaan berkepanjangan.

Masyarakat kini semakin menyadari, kedamaian dan kemajuan Papua hanya bisa tercapai jika teror digantikan pembangunan, dan senjata digantikan buku serta cangkul di tangan rakyatnya.

(APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |