Saatnya Petani Pangkep Turun ke Sawah, Herman Djide: Momentum Menyambut Musim Tanam Pertama

11 hours ago 4

PANGKEP SULSEL - Memasuki akhir bulan Oktober, hamparan lahan pertanian di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) mulai menampakkan tanda-tanda kehidupan baru. Udara lembab dan hujan yang mulai turun menjadi pertanda datangnya musim tanam pertama. Bagi para petani, inilah saat yang paling dinantikan setelah masa istirahat sawah beberapa bulan terakhir. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kembali menggerakkan roda pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat pedesaan.

Kebiasaan menunda pengolahan lahan sering kali menjadi kendala klasik di kalangan petani. Banyak yang menunggu curah hujan benar-benar tinggi, padahal waktu terbaik justru saat tanah mulai lembab tetapi belum tergenang. Kondisi seperti inilah yang kini terjadi di Pangkep. Bila petani segera menggarap sawahnya, proses pembajakan dan pelumpuran akan lebih mudah dilakukan, sehingga lahan siap ditanami tepat waktu tanpa harus bergantung pada cuaca ekstrem.

Musim tanam pertama (MT I) selalu menjadi penentu keberhasilan hasil panen sepanjang tahun. Ketepatan waktu pengolahan tanah dan pemilihan varietas benih unggul menjadi kunci utama. Dinas Pertanian dan para penyuluh lapangan sudah saatnya memperkuat koordinasi dengan kelompok tani agar jadwal tanam bisa dilakukan secara serentak. Dengan demikian, hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan secara bersama-sama, sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.

Selain kesiapan lahan, penggunaan pupuk juga menjadi perhatian penting. Kini, petani memiliki alternatif yang lebih ramah lingkungan dengan hadirnya pupuk kompos, pupuk cair organik lokal. Pupuk ini tidak hanya menambah unsur hara tanah, tetapi juga memperbaiki struktur dan kesuburan alami tanah. Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang kian mahal dan sering kali menurunkan kualitas tanah dalam jangka panjang.

Pertanian organik bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak untuk keberlanjutan lingkungan. Di Pangkep, yang memiliki potensi besar pada sektor pangan, sudah saatnya mulai digerakkan gerakan pertanian ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal—seperti limbah ternak, kompos, dan pupuk cair organik buatan sendiri—para petani dapat menekan biaya produksi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem sawah.

Selain aspek teknis, semangat gotong royong juga harus dihidupkan kembali di setiap dusun dan kampung. Dulu, petani selalu bergotong royong dalam membajak sawah, menanam, dan memanen. Nilai-nilai kebersamaan inilah yang perlahan memudar akibat perubahan pola hidup modern. Padahal, jika petani kembali menumbuhkan solidaritas, bukan hanya pekerjaan menjadi ringan, tetapi rasa kebersamaan juga menjadi kekuatan sosial yang menopang ketahanan pangan desa.

Keterlibatan pemerintah daerah yang di nahkodai Bupati Pangkep Dr H Muhammad Yusran Lalogau yang sangat mendukung percepatan musim tanam ini. Bantuan sarana produksi, akses air irigasi, hingga pendampingan teknologi tepat guna menjadi faktor penting yang terus di genjot Bupati. Di sisi lain, Bupati Pangkep berharap kepada pemerintah desa juga bisa mengambil peran strategis dengan mengalokasikan sebagian dana desa untuk mendukung kegiatan pertanian produktif, termasuk pelatihan pengolahan pupuk organik dan pemanfaatan lahan tidur.

Bagi petani Pangkep, waktu bukan sekadar berjalan; waktu adalah kesempatan. Menunda pengolahan lahan berarti kehilangan peluang panen lebih awal dan potensi hasil yang lebih baik. Dengan memulai sejak sekarang, para petani dapat mengatur siklus tanam yang efisien, bahkan memungkinkan penanaman hingga dua kali sampai tiga kali dengan palawija dalam setahun. Hal ini tentu berdampak langsung pada peningkatan pendapatan keluarga petani dan ketersediaan pangan daerah

Kini, saat yang paling tepat untuk turun ke sawah. Tanah sudah menunggu sentuhan tangan-tangan petani yang terampil, air mulai datang, dan benih-benih kehidupan siap disemai. Jika seluruh petani di Pangkep bergerak serentak, maka bukan hanya sawah yang akan hijau, tetapi juga harapan dan masa depan pertanian kita. Dari langkah kecil di lumpur sawah, akan tumbuh subur ketahanan pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Pangkep 21 Oktober 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |