Sukabumi, Kamis (04/12/2024) — Dalam semangat Sukabumi Mubarokah yang terus digelorakan menuju daerah Maju, Unggul, Berbudaya, dan Berkah, pemerintah daerah bersama kalangan akademisi meneguhkan komitmen baru. Pangan tidak lagi dipandang sekadar urusan produksi dan distribusi, melainkan sebagai isu strategis yang menyangkut keberlanjutan, inovasi, dan keadilan sosial.
Rapat resmi di Ruang Rapat Universitas Nusa Putra menjadi tonggak awal terjalinnya visi bersama antara birokrasi dan akademisi. Pertemuan ini menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi penting bagi kualitas hidup masyarakat sekaligus stabilitas ekonomi daerah, pada Kamis (06/11).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, Dr. Gatot Sugiharto, menekankan urgensi isu pangan yang harus dilihat secara menyeluruh.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan pangan, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat mengakses, mengonsumsi, serta menjamin keamanan pangan dalam jangka panjang, ” ujarnya.
Fokus Adaptasi dan Inovasi
Dr. Gatot menjelaskan bahwa DKP kini berfokus pada pembangunan sistem pangan yang adaptif terhadap perubahan iklim dan transformasi digital. Dalam konteks ini, perguruan tinggi menjadi mitra strategis untuk memperkuat kapasitas teknis daerah sekaligus mendukung kebijakan berbasis data dan bukti ilmiah.
“Universitas Nusa Putra memiliki kemampuan kuat dalam bidang riset dan inovasi. Kami ingin kemitraan ini tidak hanya sebatas kerja sama administratif, tetapi juga berlandaskan pada data, ilmu pengetahuan, dan teknologi, ” tambahnya.
Pertemuan menghasilkan komitmen bersama untuk menjadikan Sukabumi tidak hanya tahan pangan, tetapi juga berdaulat pangan, dengan kebijakan yang benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat — dari sawah, ladang, hingga dapur warga.
Program Strategis dan SDGs
Kolaborasi ini diharapkan melahirkan program strategis seperti:
Pelatihan petani muda.
Riset terapan ketahanan pangan.
Kajian sosial-ekonomi dan kebijakan berbasis bukti.
Kemitraan ini menjadi simbol paradigma baru pembangunan daerah yang bertumpu pada pengetahuan, partisipasi, dan keberlanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Pangan adalah urusan kehidupan manusia. Saat kita berbicara tentang pangan, kita sedang berbicara tentang masa depan, ” pungkas Dr. Gatot dengan optimisme.
Komitmen Akademisi
Dari pihak akademisi, CSA Teddy Lesmana, Sekretaris Universitas Nusa Putra, menegaskan komitmen universitas untuk tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Dr. Samsul Pahmi, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Riset, dan Pengabdian kepada Masyarakat, menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah konkret untuk memajukan beberapa target SDGs, khususnya:
Tujuan 2: Tanpa Kelaparan.
Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
“Pendekatan kami tidak sekadar meningkatkan produktivitas pangan. Yang lebih penting adalah bagaimana inovasi dalam teknologi dan literasi pangan dapat mentransformasi struktur sosial ekonomi masyarakat — menjadikannya lebih tangguh, inklusif, dan mandiri, ” ujar Dr. Samsul.
Ia menambahkan bahwa Universitas Nusa Putra berencana mengembangkan model ekosistem pangan berbasis riset, di mana petani, pelaku usaha, akademisi, dan pemerintah daerah bekerja sama dalam kerangka kolaboratif yang transparan dan berkelanjutan.
“Dari sebuah ruang rapat sederhana di Universitas Nusa Putra, lahirlah sebuah gagasan besar — visi tentang Sukabumi yang mandiri, berdaya, dan siap menghadapi tantangan pangan global, ” tutupnya.

















































