INTAN JAYA - Kekejaman Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali membuat hati masyarakat Papua tercabik. Kali ini, bukan aparat keamanan atau pejabat yang menjadi target, melainkan seorang anak kecil tak berdosa. Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Kabupaten Intan Jaya pada pekan ini, memicu gelombang kemarahan dan duka mendalam dari warga.
Menurut keterangan saksi di lokasi, korban dianiaya hingga mengalami luka serius dan tidak berdaya. Tubuh kecil yang seharusnya dilindungi justru menjadi sasaran kekerasan kelompok bersenjata. Warga yang menemukan korban segera memberikan pertolongan darurat sebelum melarikannya ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan kekerasan terhadap anak-anak. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga kejahatan kemanusiaan yang mencoreng nilai kemanusiaan di tanah Papua, ” tegas Pendeta Markus Tekege, tokoh agama Intan Jaya, Sabtu (23/8/2025).
Kecaman Menggema: OPM Kehilangan Arah
Tragedi ini memicu kemarahan berbagai kalangan masyarakat. Tokoh adat Intan Jaya, **Yulius Wandikbo**, menyebut tindakan OPM sudah jauh dari apa yang mereka klaim sebagai “perjuangan.”
“Kalau mereka benar pejuang, mengapa anak kecil yang jadi korban? Ini bukan perjuangan, tapi tindak kejahatan. Mereka sudah kehilangan arah dan hanya menebar teror, ” ungkapnya dengan nada geram.
Yulius juga mendesak aparat keamanan untuk memperkuat perlindungan di wilayah rawan agar kejadian serupa tidak berulang. “Kami minta TNI-Polri tidak tinggal diam. Warga butuh perlindungan nyata karena OPM sudah tidak pandang bulu dalam melakukan kekerasan, ” tambahnya.
Masyarakat: Papua Butuh Damai, Bukan Teror
Peristiwa penganiayaan anak kecil ini menjadi bukti gamblang bahwa OPM bukanlah representasi suara rakyat, melainkan ancaman nyata bagi masyarakat Papua. Dari aksi pemerasan, penodongan, hingga kini menyasar anak-anak, semakin jelas bahwa kelompok ini hanya membawa penderitaan.
Masyarakat Papua pun bersatu menyuarakan kecaman. Mereka menegaskan tidak ada ruang sedikit pun bagi kekerasan, apalagi yang menyasar anak-anak.
“Papua butuh kedamaian. Tidak boleh lagi ada darah anak-anak yang tumpah. OPM harus berhenti menjadikan rakyat sebagai korban demi kepentingan segelintir kelompok, ” kata Markus Tekege.
OPM Bukan Pejuang, Melainkan Teroris Rakyat
Tragedi di Intan Jaya ini menyingkap wajah asli OPM: kelompok yang menebar ketakutan dan menjerumuskan Papua ke dalam penderitaan. Bukan kemerdekaan yang mereka bawa, melainkan luka, air mata, dan trauma bagi generasi muda Papua.
Masyarakat kini menaruh harapan penuh kepada aparat keamanan untuk segera menindak tegas para pelaku. Sebab, bagi rakyat Papua, kedamaian dan rasa aman jauh lebih berharga daripada narasi perjuangan yang sudah ternodai oleh kekerasan tanpa nurani.
(APK/Red1922)