Atas Nama Perjuangan, Rakyat Jadi Korban: OPM Dituding Eksploitasi Orang Asli Papua demi Kepentingan Senjata

1 day ago 8

PAPUA - Ironi terbesar dari perjuangan adalah ketika mereka yang katanya diperjuangkan justru menjadi korban utama. Itulah kenyataan pahit yang kini dirasakan oleh banyak Orang Asli Papua (OAP) di tengah konflik berkepanjangan di tanah kelahiran mereka sendiri. Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini menuai kritik keras, bukan dari luar, melainkan dari masyarakat Papua sendiri.

Alih-alih menjadi pelindung atau penyambung suara rakyat, OPM justru dituding mengeksploitasi OAP demi kepentingan kelompok, memeras warga, menyita hasil panen, bahkan mengancam mereka yang tidak mampu memberi “uang revolusi.” Bagi warga di pedalaman Papua, seperti di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, kehidupan sehari-hari tak hanya dibayangi oleh keterbatasan akses dan pembangunan, tapi juga ketakutan yang konstan akan intimidasi.

“Kami bukan hanya tidak merasa diperjuangkan, kami justru ditindas oleh mereka. Kami beri beras, rokok, uang, tapi hidup kami makin sulit. Mereka pakai nama Papua, tapi tidak peduli nasib kami, ” ujar seorang warga Yigi yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan, Senin (14/4/2025).

Praktik ini bukan sekadar pemalakan. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap idealisme perjuangan. Investigasi dari sejumlah organisasi masyarakat sipil mengungkapkan bahwa dana yang dikumpulkan dari warga tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk membeli senjata, amunisi, dan menopang logistik kelompok bersenjata di hutan.

Sejumlah tokoh adat mulai angkat suara, menyuarakan kekecewaan mereka terhadap arah perjuangan yang semakin melenceng dari nilai-nilai kemanusiaan. Mereka mempertanyakan: Untuk siapa perjuangan ini sebenarnya? Karena yang terlihat jelas, rakyat yang katanya diperjuangkan, justru dijadikan tameng dan sumber logistik.

Dalam situasi ini, masyarakat Papua tidak hanya kehilangan hak atas pembangunan dan kesejahteraan, tapi juga kehilangan rasa aman di kampung halaman mereka sendiri.

Saat dunia menyoroti Papua, kisah ini layak mendapat tempat: tentang rakyat yang dijanjikan kemerdekaan, namun justru terjerat dalam perbudakan yang tersembunyi atas nama perjuangan. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |