PUNCAK - Di tengah kehangatan menjelang Natal 2025, suasana akrab membentang di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Personel Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 732/Banau tak sekadar menjaga perbatasan, namun juga merajut tali persaudaraan melalui tradisi kuno yang penuh makna: Bakar Batu. Kegiatankhas yang digelar pada Selasa (23/12/2025) ini menjadi wujud nyata penghormatan terhadap kekayaan budaya lokal dan semangat Natal yang merangkul semua.
Lebih dari sekadar sebuah ritual, Bakar Batu di Julukoma adalah perayaan hidup. Dari persiapan bahan makanan yang dilakukan secara gotong royong, hingga prosesi Bakar Batu yang dijaga kelestariannya, semuanya dijalani dengan hati gembira. Suara tawa dan obrolan hangat mewarnai momen makan bersama, menciptakan ikatan kekeluargaan yang tak ternilai. Ini adalah potret persatuan dan kedamaian yang sesungguhnya, sebuah cerminan semangat Natal yang merasuk ke dalam jiwa.

Komandan Pos Julukoma, Lettu Inf Dismas, menyampaikan makna mendalam di balik kegiatan ini.
“Bakar Batu ini kami laksanakan sebagai wujud rasa syukur dan kebersamaan dalam menyambut Natal. Melalui tradisi adat, kami ingin mempererat hubungan kekeluargaan dengan masyarakat Kampung Julukoma sekaligus menghormati nilai-nilai budaya lokal yang telah mengakar kuat, ” ujar Lettu Inf Dismas.
Kehadiran Satgas dalam momen sakral ini tak luput dari apresiasi warga. Neimus, seorang tokoh masyarakat Julukoma, mengungkapkan rasa harunya.

“Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak TNI yang mau duduk bersama kami dalam Bakar Batu. Ini membuat kami merasa dihargai, dekat, dan aman, apalagi menjelang Hari Natal, ” ungkapnya.
Melalui setiap tindakan, Satgas Yonif 732/Banau membuktikan komitmennya menjadi lebih dari sekadar penjaga. Mereka adalah mitra yang hadir, menjunjung tinggi nilai persaudaraan, persatuan, dan kekayaan budaya yang menjadi denyut nadi masyarakat Papua.











































