Budiman Sudjatmiko: Pertanian Digital Cirebon, Solusi Inovatif Atasi Kemiskinan

4 hours ago 1

Cirebon, Jawa Barat, menjadi saksi dimulainya sebuah revolusi di sektor pertanian. Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) RI baru saja meluncurkan program percontohan sistem pertanian digital di Kabupaten Cirebon. Ini bukan sekadar program biasa, melainkan langkah awal ambisius untuk mengadopsi model pengentasan kemiskinan yang sepenuhnya berbasis teknologi.

Kepala BP Taskin RI, Budiman Sudjatmiko, mengungkapkan antusiasmenya di Cirebon pada Sabtu (13/6/2025). Kecamatan Sumber terpilih sebagai pilot project, sebuah area yang akan merasakan langsung integrasi digital dalam kegiatan bertaninya. Ia bercerita, "Di tahap awal, kami menggandeng sekitar 570 petani miskin di Kecamatan Sumber, dengan total lahan garapan seluas 26 hektare yang difokuskan untuk penanaman padi." Budiman menambahkan, "Di Jawa Barat, ada 7.000 hektare yang akan kita targetkan tahun ini untuk menjadi bagian dari ekosistem ini."

Fokus utama program ini adalah mendongkrak produktivitas pertanian melalui intensifikasi. Bayangkan, metode tanam yang memungkinkan petani panen empat kali dalam setahun dari lahan yang sama! "Produktivitas ditingkatkan tanpa harus ekstensifikasi. Intensifikasi lahannya sama, cuman frekuensi panennya dibanyakin jadi empat kali, " jelas Budiman.

Bagaimana semua ini terwujud? Kuncinya ada pada teknologi. Budiman menjelaskan bahwa seluruh proses pertanian kini diatur melalui aplikasi canggih. Untuk pengelolaan jadwal tanam dan panen, petani akan dibantu oleh aplikasi tandur.id. Tak berhenti di situ, aplikasi asupan.id hadir untuk mencatat hasil panen hingga memfasilitasi pembagian keuntungan secara transparan.

Uji coba di Cirebon ini, menurut Budiman, menjadi fondasi penting untuk membangun sistem pertanian digital yang lebih luas. Tujuannya adalah menghubungkan seluruh elemen rantai pasok, dari hulu ke hilir, agar petani benar-benar merasakan nilai tambah secara adil. Ia menekankan, "Sistem digital ini memastikan transparansi dan keadilan ekonomi karena produktivitas setiap petani dapat dilacak secara langsung."

Konsep revolusioner ini nantinya akan dikembangkan melalui Koperasi Multi Pihak Taskin (KMP Taskin). Koperasi ini akan menjadi jembatan yang menyatukan petani, pengusaha penggilingan padi, hingga konsumen dalam satu ekosistem ekonomi digital. "Dengan intervensi teknologi di hulu, distribusi, dapat menghubungkan (petani) dengan gudang, penggilingan beras, konsumen, " ujar Budiman.

Tidak hanya Cirebon, BP Taskin juga berencana mereplikasi program ini ke wilayah Indramayu, Kuningan, Brebes, dan Kota Cirebon. Kelima daerah ini telah menandatangani nota kesepahaman untuk bersama-sama membangun klaster pertanian digital. Budiman optimis, "Uji coba di sektor pertanian ini, dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan sistem serupa di bidang lain."

Sambutan positif datang dari Bupati Cirebon, Imron. Ia melihat inovasi ini sebagai peluang emas bagi para petani di wilayahnya. "Pemerintah Kabupaten Cirebon siap mendukung penuh program tersebut sebagai upaya mempercepat penurunan angka kemiskinan di desa, " tegasnya. Namun, Imron juga menyampaikan harapannya, "Namun, kami berharap pendampingan terus dilakukan agar petani dapat beradaptasi dengan sistem baru." (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |