Mamuju Tengah - Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang serba cepat, Ramadan hadir bagaikan oase di padang pasir. Bulan suci ini menyapa dengan lembut, membisikkan hikmah yang mendalam di setiap hembusan nafas.
Seorang anak SD bernama Mufidah (Siswa UPTD SDI Kabubu), yang biasanya sibuk dengan buku pelajaran dan permainan, merasakan getaran iman yang berbeda saat Ramadan tiba. Ia terusik oleh lantunan ayat suci yang mengalun merdu di masjid, oleh aroma masakan yang tercium harum dari dapur, dan oleh senyum hangat yang terpancar dari wajah orang-orang di sekitarnya.
Mufidah mulai menyadari bahwa Ramadan mengajarkan arti ikhlas tanpa pamrih. Ia tergerak untuk membantu bunda membersihkan rumah dan mencuci piring setelah berbuka dan makan sahur, tanpa mengharapkan pujian. Ia merasakan kebahagiaan yang tak terhingga saat melihat senyum bahagia di wajah bunda yang merasa terbantu.
Di setiap detik Ramadan, Mufidah merasakan rahmat yang senantiasa di semai. Ia belajar bersabar dalam menahan keinginan untuk makan dan minum saat berpuasa, dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Ia merasakan ketenangan jiwa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Ramadan hadir menjejas kehidupan fana dan baka. Mufidah merasakan bahwa setiap amalan yang ia lakukan di bulan suci ini akan menjadi bekal untuk kehidupan di akhirat. Ia semakin giat beribadah, membaca Al-Quran, dan berdoa, berharap agar Allah meridhoi setiap langkahnya.
Hari-hari di Ramadan bagaikan simfoni berdawai kebajikan. Mufidah merasakan keindahan dalam setiap lantunan adzan, dalam setiap sujud yang khusyuk, dan dalam setiap senyum yang terpancar dari wajah orang-orang di sekitarnya.
Ramadan menyingkap hikmah yang luas tak bertepi. Mufidah menyadari bahwa Ramadan bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan berbagi kasih sayang dengan sesama.
"Ya Allah, peluk Ramadan ini tak henti syukur atas KaruniaMu, " lirih Mufidah dalam doanya. Ia merasakan bahwa Ramadan adalah anugerah terindah yang diberikan Allah, sebuah kesempatan untuk menata kembali hidup dan meraih ridho-Nya.
Mufidah, yang dulunya sibuk dengan buku pelajaran dan permainan, kini merasakan kebahagiaan yang tak terhingga dalam menjalani Ramadan. Ia merasakan getaran iman yang membinarkan cahaya, dan memahami arti ikhlas, sabar, dan syukur yang tak bertepi. Ramadan menjadi titik balik dalam hidupnya, membimbingnya menuju jalan yang lurus dan penuh berkah.
Penulis : Mufidah Adzkia Syahnaz KN ( Siswa Kelas 4 UPTD SD Inpres Kabubu)