SEMARANG – Balai Pemasyarakatan Kelas II Purwokerto menunjukkan dukungannya terhadap upaya pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hal ini dibuktikan dengan kehadiran perwakilan Bapas Purwokerto dalam acara Kunjungan Kerja Direktur Jenderal Pemasyarakatan sekaligus peluncuran Batik "Malini Padma" serta Fashion Show busana karya WBP di Lapas Perempuan (LPP) Kelas IIA Semarang, Senin (22/12).

Dalam kegiatan yang berlangsung khidmat mulai pukul 15.00 WIB tersebut, Bapas Purwokerto diwakili oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Madya, Idang Heru Sukoco, dan PK Muda, Fandy Achmad.Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Jawa Tengah. mardi santoso menekankan bahwa produk yang dihasilkan oleh para WBP bukan sekadar karya seni, melainkan simbol transformasi diri.
"Peluncuran Batik Malini Padma hari ini adalah bukti nyata bahwa jeruji besi bukan penghalang bagi kreativitas. Kami terus mendorong agar seluruh UPT di Jawa Tengah, termasuk Lapas Perempuan Semarang, menjadi pusat produktivitas yang mampu menghasilkan karya bernilai ekonomi tinggi, " ujar Mardi Santoso dalam sambutannya.
Senada dengan hal tersebut, Anggota DPR RI, Samuel J. Watimmena, yang turut hadir bersama jajaran Forkopimda Semarang, memberikan apresiasi tinggi terhadap kualitas busana yang ditampilkan. Ia menilai karya WBP sudah layak bersaing di pasar industri kreatif nasional.

Puncak Acara: Fashion Show dan Arahan Dirjenpas
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi. dalam arahannya sebelum meresmikan merek batik tersebut, menyampaikan bahwa program pembinaan harus berorientasi pada masa depan WBP saat kembali ke masyarakat.
"Tujuan utama kita adalah reintegrasi sosial. Melalui keahlian membatik dan desainer busana ini, para WBP memiliki bekal yang kuat untuk mandiri secara ekonomi. Saya sangat bangga melihat hasil karya yang luar biasa ini, " tegas Mashudi.
Acara kemudian mencapai puncaknya dengan penampilan fashion show. Berbagai koleksi busana batik "Malini Padma" diperagakan dengan anggun oleh para WBP, yang diselingi dengan pertunjukan seni tari dan musik yang memukau para undangan.
Fokus Bapas Purwokerto pada Keberlanjutan Pembinaan
Perwakilan Bapas Purwokerto, Idang Heru Sukoco, menyatakan bahwa kehadiran Bapas dalam acara ini merupakan bagian dari upaya memetakan potensi klien pemasyarakatan. Menurutnya, sinergi antara Lapas dan Bapas sangat krusial agar pembinaan yang dimulai di dalam Lapas dapat berlanjut saat WBP menjalani masa integrasi.

"Kami di Bapas Purwokerto sangat mengapresiasi inovasi ini. Sebagai Pembimbing Kemasyarakatan, kami melihat potensi besar dari produk Batik Malini Padma. Tugas kami nantinya adalah memastikan bahwa bakat dan keahlian yang telah didapat di LPP Semarang ini dapat terus dikembangkan oleh para klien saat mereka kembali ke masyarakat di bawah pengawasan kami, " tutur Idang Heru Sukoco.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan peninjauan langsung booth kerajinan tangan hasil karya Warga Binaan. Kehadiran Bapas Purwokerto dalam agenda strategis ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi internal demi mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih modern dan berorientasi pada kemandirian. ( Humas Bapas Purwokerto )











































