Hendri Kampai: Rakyat Butuh Lebih dari Sekedar Makan Bergizi Gratis Bagi Anaknya di Sekolah

PEMERINTAHAN - Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, hiduplah seorang pria bernama Darman. Sehari-harinya, ia bekerja sebagai buruh harian di sebuah pabrik tekstil yang upahnya pas-pasan. Istrinya, Sari, tak bisa bekerja karena harus mengurus tiga anak mereka yang masih kecil.

Setiap bulan, mereka harus memutar otak agar gaji yang tak seberapa bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, membayar uang sekolah, dan tentu saja, memastikan ada makanan di meja untuk keluarga.

Pemerintah baru saja mengumumkan program makan siang bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. Banyak orang bersorak gembira, tapi Darman hanya diam. Bukan karena ia tak peduli dengan kesehatan anak-anak, tetapi baginya, yang lebih mendesak adalah bagaimana ia bisa membawa pulang cukup uang untuk membeli beras, lauk pauk, dan susu bagi keluarganya setiap hari—bukan hanya makan siang bagi anak-anaknya.

Bayangkan jika yang diberikan pemerintah bukan hanya sekadar makan siang gratis di sekolah, tetapi juga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa harus khawatir biaya, sehingga Sari bisa membawa anak-anaknya ke dokter kapan saja mereka sakit. Atau jika pendidikan benar-benar gratis, tanpa pungutan ini dan itu, sehingga Darman tak perlu bekerja lembur demi membayar seragam dan buku pelajaran.

Dan yang paling penting, seandainya ada lebih banyak lapangan pekerjaan dengan upah yang layak, mungkin Darman bisa membawa pulang lebih banyak uang untuk membeli makanan bergizi bagi seluruh keluarganya, bukan hanya anak-anaknya saat di sekolah.

Makan siang bergizi gratis memang baik, tapi itu hanya menyentuh satu sisi kecil dari persoalan. Yang dibutuhkan rakyat seperti Darman adalah solusi yang lebih mendasar: pekerjaan yang layak, kesehatan yang terjamin, dan pendidikan yang benar-benar bisa diakses oleh semua orang tanpa beban biaya.

Sebab dengan ketiga hal itu, mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri, memastikan kesejahteraan keluarga mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan.

Jakarta, 23 Februari 2025
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi