Herman Djide: 2026,  Tahun Konsistensi, Kerja Nyata, dan Harapan yang Dibumikan

7 hours ago 1

PANGKEP SULSEL - Memasuki tahun baru 2026, banyak orang kembali menyusun resolusi dengan harapan hidup menjadi lebih baik. Namun pengalaman mengajarkan, tidak sedikit resolusi yang berhenti di atas kertas. Karena itu, tahun 2026 semestinya tidak lagi dipenuhi janji, melainkan diisi dengan arah hidup yang konsisten dan kerja nyata yang membumi.

Semangat di awal tahun memang penting, tetapi semangat tanpa arah hanya akan cepat padam. Yang dibutuhkan adalah tujuan hidup yang jelas dan sederhana: ingin menjadi pribadi yang lebih baik, lebih produktif, dan lebih bermanfaat bagi sekitar. Ketika tujuan jelas, langkah kecil pun terasa berarti.

Tahun 2026 juga menjadi momentum untuk meluruskan kembali niat hidup. Bekerja bukan semata mengejar materi, tetapi juga keberkahan. Hidup bukan hanya tentang capaian pribadi, melainkan sejauh mana kehadiran kita memberi manfaat bagi keluarga, lingkungan, dan masyarakat.

Konsistensi adalah kunci utama agar tetap maju. Tidak harus bergerak cepat, yang penting terus berjalan. Orang yang konsisten melakukan hal kecil setiap hari sering kali melampaui mereka yang bersemangat besar tetapi mudah menyerah di tengah jalan.

Dalam konteks kesejahteraan, pengelolaan ekonomi yang bijak menjadi keharusan. Tahun 2026 seharusnya menjadi tahun menata keuangan dengan lebih sehat: mengurangi gaya hidup konsumtif, memperbanyak tabungan, dan berani mengembangkan usaha produktif, sekecil apa pun bentuknya.

Potensi di sekitar sering kali menjadi sumber rezeki yang terabaikan. Desa, kebun, laut, sawah, dan lingkungan sekitar menyimpan peluang besar bila dikelola dengan kreatif. Tahun 2026 adalah saat yang tepat untuk melihat potensi lokal bukan sebagai keterbatasan, melainkan sebagai kekuatan.

Kemajuan tidak selalu berarti teknologi canggih atau modal besar. Inovasi sederhana yang sesuai kebutuhan masyarakat justru lebih berkelanjutan. Usaha berbasis lingkungan dan kearifan lokal bukan hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga menjaga alam dan memperkuat solidaritas sosial.

Selain ekonomi, kesehatan fisik dan mental harus menjadi prioritas. Tubuh yang sehat membuat pikiran jernih, dan pikiran yang jernih melahirkan keputusan yang bijak. Tahun 2026 semestinya menjadi tahun menjaga keseimbangan antara kerja, ibadah, dan istirahat.

Di tengah tantangan hidup yang semakin kompleks, iman dan spiritualitas menjadi penopang utama. Ketika hati tenang, seseorang lebih kuat menghadapi tekanan. Ibadah yang konsisten dan rasa syukur yang terjaga mampu mengubah beban hidup menjadi ladang pahala.

Tidak kalah penting, relasi sosial dan kolaborasi harus terus diperkuat. Zaman ini tidak memberi ruang bagi mereka yang berjalan sendiri. Kerja sama, gotong royong, dan saling mendukung menjadi kunci agar kemajuan dapat dirasakan bersama.

Tahun 2026 juga harus menjadi tahun kepedulian. Keberhasilan sejati bukan hanya diukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang bisa kita bagi. Kepedulian sosial, sekecil apa pun, akan memperkuat ikatan kemanusiaan dan menumbuhkan harapan.

Tantangan tentu akan tetap ada, bahkan mungkin semakin berat. Namun setiap tantangan selalu membawa peluang bagi mereka yang mau belajar dan beradaptasi. Tahun baru bukan jaminan hidup lebih mudah, tetapi kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih bijak.

Akhirnya, 2026 adalah tentang keberanian untuk memulai, kesabaran untuk bertahan, dan keikhlasan untuk berbagi. Dengan langkah nyata dan arah hidup yang konsisten, semangat akan terjaga, kemajuan akan tercapai, dan kesejahteraan bukan lagi sekadar harapan, melainkan kenyataan yang perlahan terwujud.

Pangkep Desember 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI)  Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |