Herman Djide: Lingkungan Bersih, Rakyat Merdeka: Semangat 17 Agustus Dimulai dari Rumah Kita

10 hours ago 5

PANGKEP SULSEL - Setiap tahun, tanggal 17 Agustus menjadi momentum bersejarah yang dinanti oleh seluruh rakyat Indonesia. Di hari itulah kita memperingati kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para pahlawan bangsa. Namun, pertanyaan pentingnya: apa makna kemerdekaan bagi masyarakat saat ini? Salah satu wujud nyatanya adalah menciptakan lingkungan yang bersih, indah, dan sehat. Karena bangsa yang merdeka dimulai dari rakyat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap ruang hidupnya sendiri.

Sering kali perayaan 17 Agustus hanya dirayakan dengan seremoni dan lomba-lomba hiburan. Padahal, esensi kemerdekaan lebih dari itu. Kemerdekaan adalah kebebasan untuk hidup lebih baik, lebih sehat, dan lebih bermartabat. Maka dari itu, penting bagi setiap RT dan RK untuk menjadikan momen kemerdekaan sebagai ajang membangun semangat kolektif dalam merawat lingkungan sekitar.

Salah satu cara efektif adalah mengadakan perlombaan kebersihan dan keindahan lingkungan antarwarga. Bukan sekadar ajang menang-kalah, tetapi sebagai sarana menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kita semua bertanggung jawab atas wajah lingkungan tempat kita tinggal. Dengan lingkungan yang bersih dan tertata, rasa aman dan nyaman pun akan tercipta secara alami.

Perlombaan semacam ini dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat, termasuk anak-anak, remaja, dan lansia. Semua bisa ikut ambil bagian. Misalnya, anak muda bisa membuat mural bertema nasionalisme, ibu-ibu bisa menata taman dan pot bunga di halaman, sementara para bapak-bapak bergotong royong membersihkan selokan dan memperbaiki penerangan jalan.

Keindahan lingkungan bukan hanya untuk estetika semata, tetapi juga menyangkut kesehatan masyarakat. Lingkungan yang kumuh dan kotor rentan terhadap penyakit, sedangkan lingkungan yang bersih menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Di sinilah letak makna “kemerdekaan rakyat” yang sejati: bebas dari penyakit, bebas dari kekumuhan, dan bebas dari ketidakpedulian.

Budaya bersih dan rapi yang dimulai dari perlombaan ini bisa menjadi awal perubahan jangka panjang. Setelah 17 Agustus berlalu, semangat merawat lingkungan sebaiknya tidak ikut luntur. Harapannya, setiap warga terbiasa menjaga kebersihan bukan karena lomba, tetapi karena kesadaran dan kebanggaan terhadap tempat tinggal mereka sendiri.

Lurah, kepala desa, ketua RT, dan RW bisa menjadi motor penggerak kegiatan ini. Mereka dapat menetapkan kriteria penilaian lomba, mulai dari kreativitas dekorasi, keasrian taman, kebersihan drainase, hingga partisipasi warga. Penilaian dilakukan secara terbuka dan transparan agar memotivasi setiap kelompok warga untuk memberi yang terbaik.

Selain manfaat langsung bagi lingkungan, kegiatan ini juga mempererat ikatan sosial antarwarga. Di tengah era digital yang membuat interaksi menjadi serba virtual, kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan bisa menjadi ruang perjumpaan yang hangat antarwarga. Rasa kebersamaan inilah yang merupakan warisan luhur bangsa yang harus terus dirawat.

Di banyak daerah, lomba kebersihan lingkungan telah menjadi tradisi tahunan yang ditunggu-tunggu. Bahkan beberapa RT atau kelurahan mengembangkan lomba ini menjadi agenda tetap, tak hanya saat 17 Agustus, tetapi juga saat Ramadan, Tahun Baru, atau peringatan Hari Sumpah Pemuda. Inilah bentuk kemerdekaan yang progresif—yang terus hidup dan berkembang.

Pemerintah daerah seharusnya turut mendukung gerakan ini, baik melalui kebijakan maupun anggaran. Hadiah tidak harus mewah, yang penting adalah penghargaan atas usaha dan semangat warga. Bahkan sekadar piagam penghargaan atau publikasi foto pemenang di media sosial kelurahan bisa memberikan kebanggaan tersendiri.

Melalui gerakan ini, kita tidak hanya memperingati kemerdekaan dengan upacara formal, tetapi juga menyemarakkan semangat cinta tanah air lewat aksi nyata. Ketika seluruh lingkungan bersih, rapi, dan penuh warna-warni ornamen kemerdekaan, suasana 17 Agustus menjadi lebih hidup dan bermakna.

Karena sejatinya, bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya mencintai ruang hidupnya sendiri. Kemerdekaan tidak harus selalu dimaknai dengan sesuatu yang besar dan rumit. Memulai dari hal sederhana seperti menjaga kebersihan halaman rumah dan lingkungan sekitar bisa menjadi bentuk penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan.

Maka mari, sambut HUT RI ke-80 tahun ini dengan semangat baru: “Lingkungan Bersih, Rakyat Merdeka.” Karena kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika setiap warga merasa memiliki dan mencintai tempat tinggalnya. Dari rumah sendiri, dari RT kita, dari desa dan kelurahan kita, untuk Indonesia yang lebih baik.

Pangkep 6 Juli 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |