MOROWALI, 11 Desember 2025 – Pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terus menunjukkan tren positif menjelang akhir tahun 2025, didorong oleh pola konsumsi harian yang didominasi karyawan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Riset yang dilakukan tim Research and Support Departemen SGA PT IMIP pada Oktober 2025 menunjukkan, rata-rata pengeluaran warga per bulan mencapai Rp5.750.880. Dengan jumlah 86.804 karyawan (data September 2025), perputaran uang di wilayah tersebut diperkirakan mencapai Rp499, 1 miliar per bulan – angka yang signifikan naik dari perkiraan Rp338 juta pada Juni lalu.
Kebutuhan berbelanja harian karyawan menjadi motor penggerak utama perputaran uang, yang kemudian menstimulasi munculnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pengeluaran terbesar difokuskan pada makanan dan minuman (Rp2.191.273/bulan) serta kos atau kontrakan (Rp1.260.835/bulan). Sebanyak 57 persen warga lebih memilih berbelanja di kios atau warung lokal, dengan 64 persen di antaranya dipengaruhi faktor kedekatan lokasi.
Menurut Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, tingginya kebutuhan tenaga kerja di IMIP membentuk rantai ekonomi saling bergantung antara permintaan dan penawaran barang serta jasa lokal. "Terjadi peningkatan jumlah usaha secara kontinu setiap tahun, " ujarnya, Kamis (11/12).
Data riset menunjukkan ada lima jenis UMKM terbanyak di Bahodopi, yaitu Kios Pertamini (981 unit), Stan Minuman (735), Stan Makanan non-bangunan (670), Kios Umum (648), dan Warung Makan (591). Kios Pertamini menjadi solusi terpadu untuk kebutuhan sembako dan bahan bakar, sedangkan Stan Minuman berkembang pesat karena intensitas kerja tinggi di kawasan industri.

Dari sisi keberlangsungan, 78 persen (39 unit) UMKM berada di level mikro dengan omzet maksimal Rp300 juta per tahun, seperti Stan Makanan non-bangunan yang meraih rerata omzet Rp234 juta per tahun. Sementara itu, 22 persen (11 unit) termasuk usaha kecil dengan omzet tahunan Rp300 juta hingga Rp2, 5 miliar – salah satunya Warung Makan yang dapat meraih untung hingga Rp2, 34 miliar per tahun.
Potensi pertumbuhan UMKM menuju skala kecil telah terlihat dan dapat didorong melalui pendampingan, akses permodalan, dan peningkatan kapasitas. Kekuatan konsumsi di Bahodopi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Sulteng, yang menjadi tertinggi kedua secara nasional pada triwulan III 2025, didukung akselerasi investasi manufaktur di IMIP.

















































