Mahfud MD Desak UGM Hentikan Pembelaan Terhadap Ijazah Jokowi

3 weeks ago 9

JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyarankan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menghentikan pembelaan yang terkesan berlebihan terkait keaslian ijazah Presiden Joko Widodo. Menurut Mahfud, universitasnya itu sudah memberikan penjelasan yang memadai mengenai isu yang terus bergulir ini.

Sebelumnya, Rektor UGM, Ova Emilia, kembali memberikan klarifikasi melalui kanal YouTube resmi UGM. Ia menekankan bahwa Presiden RI ketujuh tersebut telah resmi menerima ijazahnya setelah menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan pada tahun 1985. Ova menegaskan UGM memiliki seluruh data dan bukti pendukung, mulai dari dokumen pendaftaran, rekam jejak perkuliahan, hingga proses kelulusan Jokowi.

"UGM sudah menyatakan beberapa kali secara tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada. UGM memiliki dokumen autentik terkait keseluruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM, " ujar Ova Emilia, Jumat (22/8/2025), dikutip dari YouTube UGM.

Menanggapi beredarnya foto ijazah Jokowi di media sosial, Ova menyatakan bahwa UGM tidak lagi perlu mengurusi hal tersebut karena ijazah itu kini berada di tangan pemiliknya.

"Artinya yang menjaga ijazah itu adalah yang bersangkutan. Oleh karena itu, Universitas Gadjah Mada ini ya kita tidak mau berkomentar terkait dengan ijazah, a piece of paper yang sudah ada di yang bersangkutan, " jelas Ova.

Mahfud MD berpendapat bahwa pernyataan terbaru dari Rektor UGM tersebut sudah cukup. Ia berharap UGM tidak lagi merasa perlu untuk terus-menerus memberikan penjelasan tambahan, mengingat UGM memang sudah beberapa kali angkat bicara mengenai isu ijazah Jokowi.

"Menurut saya, UGM sudahlah melakukan penjelasan itu cukup kemarin, jangan ikut lagi menjelaskan. Sudah cukup itu aja. Nggak usah katakan bahwa Joko Widodo itu orangnya gitu, " kata Mahfud, mengutip dari Podcast Mahfud MD Official, Rabu (27/8/2025).

Mahfud menambahkan, jika memang ada dugaan pemalsuan atau penyalahgunaan ijazah, hal tersebut sebaiknya menjadi urusan di luar institusi UGM.

"Pokoknya kalau ijazah itu sudah dikeluarkan ya urusan di luar, kalau ada yang memalsu dan sebagainya, dipakai oleh orang lain yang sebenarnya bukan Joko Widodo yang itu, urusan di luar bukan urusan UGM. UGM jangan terlalu mati-matian membela, " tegas Mahfud.

Mahfud menyarankan agar Rektor UGM cukup menyampaikan fakta bahwa pihaknya telah menerbitkan ijazah bagi lulusan bernama Joko Widodo dari Fakultas Kehutanan UGM, dengan menyertakan bukti-bukti konkret sebagai penegas.

"Jadi, Bu Ova, Bu Rektor, katakan itu terus-menerus bahwa UGM telah mengeluarkan ijazah untuk orang bernama Joko Widodo dengan bukti-bukti ini, konkret."

"Sesudah ijazah diberikan bahwa itu digunakan oleh orang lain atau hilang lalu dipalsukan atau apa, itu bukan urusan UGM. Tapi kalau minta ke UGM ini kan gitu aja, nggak usah membela lagi, " pungkas Mahfud. (Cuwitan)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |