Mantan Presiden Bolivia Luis Arce Ditangkap, Dugaan Korupsi Rp11,4 T

3 hours ago 1

BOLIVIA – Arus politik di Bolivia bergolak hebat setelah mantan Presiden Luis Arce dilaporkan ditangkap oleh satuan antikorupsi pada Rabu, 10 Desember 2025, waktu setempat. Tuduhan serius mengemuka: dugaan korupsi yang diperkirakan merugikan negara hingga mencapai Rp11, 4 triliun.

Penangkapan ini datang hanya sebulan berselang dari momen krusial ketika pemerintahan konservatif pimpinan Rodrigo Paz mengambil alih kekuasaan, mengakhiri dominasi kelompok sosialis yang telah berlangsung selama dua dekade. Perubahan lanskap politik ini tampaknya membawa gelombang investigasi baru.

Pejabat senior pemerintahan Paz, Marco Antonio Oviedo, mengonfirmasi penahanan Arce. Ia menyatakan bahwa Arce ditahan atas dugaan penyalahgunaan jabatan dan penyelewengan dana negara sewaktu menjabat sebagai Menteri Ekonomi di era pemerintahan Evo Morales. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memberantas korupsi.

"Pemerintah telah memutuskan untuk memerangi korupsi, dan kami akan menangkap semua pihak yang bertanggung jawab atas penggelapan dana besar-besaran ini, " ujar Oviedo, seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (11/12/2025).

Satuan antikorupsi di La Paz kini menahan Arce. Pihak berwenang menuduh Arce bersama sejumlah pejabat lainnya telah mengalihkan sekitar US$700 juta, atau setara dengan Rp11, 4 triliun, dari dana pemerintah. Dana tersebut seharusnya dialokasikan untuk masyarakat adat dan petani pedesaan, kelompok yang selama ini menjadi basis pendukung setia Evo Morales.

Sebagai anggota dewan pengelola dana tersebut pada periode 2006-2017, Arce disebut memiliki kewenangan luas dalam mengatur proyek-proyek sosial. Namun, ia diduga menyalahgunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi, yang kini berujung pada tuduhan kerugian ekonomi negara.

"Arce diidentifikasi sebagai pihak utama yang bertanggung jawab atas kerugian ekonomi yang sangat besar ini, " tegas Oviedo.

Jaksa Agung Bolivia, Roger Mariaca, melaporkan bahwa Arce memilih untuk bungkam selama pemeriksaan awal. Ia akan segera dihadirkan di sidang untuk menentukan apakah penahanan akan dilanjutkan hingga persidangan. Ancaman hukuman bagi dakwaan yang dikenakan berkisar antara 4 hingga 6 tahun penjara.

Namun, narasi penangkapan ini dibantah keras oleh para sekutu Arce. Mereka mengklaim penangkapan ini bermotif politik. Mantan menteri pemerintahan, Maria Nela Prada, menuduh Arce "diculik" di kawasan kelas atas La Paz saat sedang berjalan pulang usai mengajar.

"Ini adalah penyalahgunaan kekuasaan total, " ujar Prada dengan tegas saat mendatangi markas kepolisian.

Jaksa Mariaca sendiri membantah tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa tindakan ini bukanlah penganiayaan maupun manuver politik.

"Ini bukan penganiayaan, dan bukan pula tindakan politik, " kata Mariaca.

Pergeseran politik pasca kemenangan Rodrigo Paz terjadi di tengah memanasnya kemarahan publik akibat krisis ekonomi yang melanda di era pemerintahan Arce sebelumnya. Inflasi yang tinggi, kelangkaan bahan bakar, dan kondisi kas negara yang memprihatinkan menjadi sorotan utama. Sejarah politik Bolivia memang kerap diwarnai tudingan kriminalisasi terhadap lawan politik, baik di era Morales maupun pada masa pemerintahan sementara setelahnya. (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |