Mamuju Tengah — Di balik hamparan kebun sawit dan rumah-rumah sederhana Desa Sejati, Kecamatan Tobadak, sebuah perubahan besar tengah dirasakan. Bukan mimpi, bukan wacana. Melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125, Kodim 1418/Mamuju kini sedang melakukan peningkatan jalan rusak yang selama bertahun-tahun menjadi derita warga. Kamis (31/7/2025).
Jalan sepanjang 4.200 meter dengan lebar 4 meter, yang dulunya penuh lubang dan berubah menjadi kubangan setiap kali hujan turun, kini sedang diperbaiki menjadi akses yang lebih baik, kokoh, dan aman untuk dilalui. Progresnya telah mencapai 17%, namun bagi warga, ini lebih dari sekadar angka. Ini adalah jalan yang menghubungkan mereka dengan pasar, sekolah, dan harapan masa depan.
Pak Rahmat, petani sawit berusia 58 tahun, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. “Kalau musim hujan, kami sering dorong motor dan gerobak sambil tergelincir. Anak-anak pun susah ke sekolah. Tapi sekarang, jalan kami mulai disulap jadi jalan yang layak. Terima kasih TNI, ini bukan hanya pembangunan—ini penyelamatan, ” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Dansatgas TMMD Ke-125 Kodim 1418/Mamuju, Kolonel Inf Andik Siswanto, S.I.P., M.I.Pol., menyampaikan bahwa peningkatan infrastruktur jalan merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk memperkuat sendi kehidupan masyarakat desa, bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi sosial dan ekonomi.
“TMMD bukan sekadar mengaspal atau meratakan tanah. Ini soal mengangkat derajat desa-desa yang selama ini terpinggirkan. Jalan yang rusak bukan hanya menghambat roda ekonomi, tapi juga mematahkan semangat. Kami hadir untuk memulihkan keduanya, ” tegas Dansatgas TMMD.
Semangat gotong royong pun tumbuh subur. Warga Desa Sejati tak hanya menonton, mereka turun tangan—membantu membawa material, menyuguhkan makanan, bahkan ikut bekerja meski hanya dengan cangkul dan sekop seadanya. Di situlah kemanunggalan TNI dan rakyat benar-benar terasa hidup.
TMMD ke-125 Kodim 1418/Mamuju bukan sekadar proyek pembangunan. Ini adalah kisah tentang kepedulian, pengorbanan, dan harapan. Jalan yang dulu rusak dan nyaris terlupakan, kini menjadi simbol baru: bahwa desa pun berhak untuk maju dan bermartabat.