PAPUA - Di balik sunyinya hutan dan ganasnya medan di Kampung Mumugu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, secercah harapan hadir dalam bentuk yang tak terduga sentuhan hangat prajurit TNI yang menyembuhkan, bukan dengan senjata, tapi dengan cinta.
Pada Minggu (6/4/2025), para prajurit Satgas Yonif 733/Masariku Koops Habema menapaki jalan terjal bukan untuk patroli, tetapi untuk mengobati luka warga yang mereka temui. Di tempat terpencil itu, di mana akses kesehatan masih menjadi kemewahan, kehadiran mereka ibarat pelita di tengah gelap.
Luka-luka karena kerja keras, yang selama ini diabaikan karena tak ada fasilitas medis, mulai dirawat dengan tangan penuh kasih. Dengan membawa peralatan medis dan obat-obatan, Tim Kesehatan dari Pos Batas Batu bergerak cepat. Luka dibersihkan, perban dibalutkan, dan yang tak kalah penting pesan kesehatan disampaikan dengan tutur ramah.
Tak ada protokol rumit. Tak ada garis pemisah antara seragam loreng dan kulit sawo matang warga Nduga. Hanya ada saling percaya, senyum, dan empati yang mengalir dalam diam.
Letkol Inf Julius Jongen Matakena, Komandan Satgas Yonif 733/Masariku, menegaskan bahwa kehadiran prajuritnya di Papua tak hanya tentang menjaga teritorial, tetapi juga melindungi kehidupan dalam arti yang sesungguhnya.
“Kami ingin warga tahu, bahwa mereka tidak sendiri. Kami ada untuk membantu—dari luka kecil sampai luka di hati karena merasa terabaikan, ” ungkapnya penuh kepedulian.
Tak berhenti di pengobatan, para prajurit juga aktif mensosialisasikan pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat hal-hal yang menjadi dasar kehidupan yang layak namun masih sulit diakses di banyak pelosok Papua.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, menyampaikan apresiasinya:
“Ini bukan hanya tugas, ini pengabdian. Apa yang dilakukan oleh Satgas Yonif 733/Masariku adalah bukti bahwa TNI hadir tidak hanya sebagai penjaga, tapi juga sebagai pelindung dan pengayom. Di setiap tetes keringat prajurit, tersimpan harapan untuk Papua yang lebih sehat dan sejahtera.”
Kisah dari Mumugu bukan sekadar laporan kegiatan. Ia adalah potret kemanusiaan yang hidup, yang memperlihatkan bahwa di balik setiap langkah prajurit TNI, ada doa dan harapan untuk membangun Papua dari hati ke hati.
TNI hadir bukan untuk ditakuti. TNI hadir untuk dirasakan dalam senyum anak-anak, peluk hangat warga, dan luka yang akhirnya bisa sembuh.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono