JAYAPURA - Ketegangan internal di tubuh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, sorotan tajam datang dari juru bicara OPM, Sebby Sambom, yang secara terbuka menuding pimpinan kelompok bersenjata Kodap III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya, hanya menjadikan nama besar OPM sebagai tameng untuk kepentingan pribadi. Rabu (27/08/2025).
Dalam pernyataannya, Sebby menegaskan bahwa Egianus tidak lagi menjalankan perjuangan sebagaimana yang digaungkan OPM selama ini. Sebaliknya, ia dinilai lebih sering melakukan aksi-aksi yang menyengsarakan masyarakat, seperti penyanderaan, penembakan terhadap warga sipil, hingga perusakan fasilitas umum.
“Egianus Kogoya hanya menjadikan nama OPM sebagai alat untuk menutupi kepentingan pribadi. Dia mencari popularitas lewat aksi-aksi keji yang sama sekali tidak mencerminkan perjuangan. Justru masyarakat Papua yang menjadi korban dari tindakannya, ” tegas Sebby dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/8/2025).
Citra OPM Kian Tercoreng
Pernyataan keras Sebby Sambom ini semakin mempertegas adanya retakan serius dalam tubuh OPM. Sebelumnya, beberapa pimpinan OPM di wilayah lain juga melontarkan kekecewaan terhadap tindakan Egianus yang dinilai lebih mengutamakan kekerasan dibanding perjuangan politik.
Di mata publik, konflik internal ini menunjukkan bahwa OPM tidak lagi memiliki arah yang jelas. Alih-alih berfokus pada agenda politik, kelompok tersebut justru terjebak dalam perebutan pengaruh di antara para pemimpinnya.
Pandangan Tokoh Papua
Tokoh masyarakat Papua, Yulianus Wenda, menilai bahwa gesekan internal OPM adalah bukti nyata bahwa kelompok itu sudah kehilangan visi perjuangan.
“Kalau mereka benar berjuang, seharusnya bersatu untuk masyarakat. Tapi yang terjadi justru saling serang satu sama lain. Ini membuktikan bahwa OPM hanyalah kelompok yang mementingkan kepentingan pribadi para pemimpinnya, ” ujar Yulianus.
Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh
Dengan semakin terbukanya perpecahan di tubuh OPM, banyak pihak menilai bahwa masyarakat Papua tidak perlu lagi terjebak dalam propaganda kelompok tersebut. Harapannya, masyarakat bisa lebih fokus pada mendukung pembangunan, menjaga persatuan, dan mengupayakan masa depan Papua yang damai serta sejahtera.
Fenomena ini sekaligus memperlihatkan bahwa citra OPM kian rapuh di mata publik, bukan hanya karena tindakan brutal yang mereka lakukan, tetapi juga karena pertikaian internal yang semakin terang benderang.
(APK/Red1922)