Prof. Mia Amiati: Mengenal Lebih Jauh Ikan Salmon

3 hours ago 1

Jakarta - Ikan Salmon berasal dari keluarga Salmonidae dan dapat ditemukan di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Mereka lahir di air tawar, kemudian bermigrasi ke lautan, dan kembali lagi ke air tawar untuk bereproduksi.

Ikan Salmon memiliki kemampuan unik untuk kembali ke tempat lahir mereka untuk bertelur, dan proses ini disebut anadromous. Mereka dapat beradaptasi dengan perubahan drastis antara air tawar dan air asin melalui mekanisme biologis khusus.

Ikan Salmon juga memiliki peran penting dalam ekosistem, karena mereka membantu menjaga keseimbangan nutrisi di sungai dan laut. Namun, populasi salmon liar terus menurun karena faktor seperti penangkapan berlebihan, polusi, dan perubahan iklim.

Salmon, Ikan yang Hidup di Dua Dunia

Daging salmon yang berwarna oranye khas menunjukkan kandungan astaxanthin, pigmen alami yang diperoleh dari makanannya di laut.

SALMON bukan ikan biasa. Mereka lahir di air tawar, lalu bermigrasi ke lautan, sebuah fenomena yang disebut anadromous. Artinya, ikan salmon bisa bertahan hidup di dua lingkungan berbeda: air tawar dan air asin.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), salmon memulai hidup di sungai, lalu berpindah ke laut untuk tumbuh besar sebelum kembali ke sungai tempat mereka lahir untuk berkembang biak.

Perjalanan hidup salmon sungguh luar biasa. Mengutip laporan dari World Wildlife Fund (WWF), salmon muda yang baru menetas akan berenang menuju lautan untuk berkembang biak.

Mereka hidup di laut selama beberapa tahun, hingga insting alami mereka membawa mereka pulang ke sungai asal untuk bertelur. Ini adalah siklus hidup unik yang sangat jarang ditemukan di dunia ikan. Adaptasi ini tidak sederhana. Berdasarkan penelitian dari Fisheries and Oceans Canada, salmon mampu beradaptasi dengan perubahan drastis antara air tawar dan air asin melalui mekanisme biologis khusus.

Kemampuan ini memungkinkan salmon bertahan dalam perjalanan panjang melawan arus kuat sungai saat kembali untuk berkembang biak.

Selain berperan dalam siklus kehidupan mereka sendiri, salmon juga memiliki dampak besar pada ekosistem.

Ikan Salmon Berdasarkan Wikipedia

Salmon atau salem adalah jenis ikan dari famili Salmonidae. Ikan lain yang berada dalam satu famili dengan salmon adalah Ikan Trout. Perbedaan kedua jenis ikan tersebut antara lain: salmon bermigrasi, sedangkan trout hidup menetap. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Secara umum, ikan salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Ada kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat ia dilahirkan untuk berkembang biak. Penelitian menunjukkan demikian, tetapi mengapa hal itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan memori tersebut masih merupakan misteri.

Siklus Hidup Ikan Salmon

Ikan Salmon kembali ke perairan air tawar yang mengalir (sungai) untuk berkembang biak. Metode navigasinya mungkin dilakukan dengan indra penciuman. Setengah dari jumlah ikan salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah berkembang biak.

Sebelum menaruh telur, ikan salmon betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah yang dapat mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Satu celah dapat menampung 5000 telur, menutupi area sekitar 2, 8 m⊃2;. Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati salmon betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur.

Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat melakukannya sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon akan mati kelelahan segera setelah bertelur. Telur ikan salmon harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air yang dingin dengan arus yang baik sebagai suplai oksigen. Kematian yang tinggi biasanya terjadi pada tahap ini, yang sebagian besar terjadi akibat predasidan perubahan kondisi perairan akibat ulah manusia.

Salmon muda menetap di perairan air tawar tempat ia dilahirkan, selama tiga tahun sebelum bermigrasi ke laut. Pada masa tersebut, ikan ini berwarna keperakan. Diperkirakan hanya 10?ri jumlah telur selamat mencapai tahap ini.

Ikan Salmon menghabiskan waktu satu hingga lima tahun sebelum mencapai usia kematangan seksual. Salmon dewasa akan kembali ke tempat kelahirannya untuk berkembang biak. Dalam proses menuju ke arah itu, beberapa jenis salmon mengembangkan taring. Warna mereka akan menjadi gelap. Jarak perjalanan yang dilakukan salmon sangat menakjubkan; mereka dapat mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 m dari laut menuju ke tempat mereka dilahirkan.

Selama berada di air tawar dan muara, salmon muda memakan serangga, amphipoda, dan crustacea. Ketika sudah dewasa, mereka akan memakan ikan kecil.

Populasi ikan salmon di alam terus menurun dalam dekade ini, terutama salmon Atlantik yang berkembang biak di Eropa Barat dan bagian Timur Kanada. Faktor penyebabnya antara lain:

  • Parasit yang tersebar dari peternakan salmon dengan jaring terbuka;
  • Penangkapan secara berlebihan;
  • Proses penghangatan laut dan sungaiyang dapat menghambat proses berkembang biak dan meningkatkan penyebaran parasit;
  • Hilangnya habitat yang digunakan untuk berkembang biak, degradasi arus air, dan hilangnya material untuk proses berkembang biak (misal: kerikil untuk menutupi kumpulan telur salmon);
  • Pembangunan bendungan yang dapat menghalangi laju ikan salmon menuju tempat berkembang biak.

Ikan salmon di Indonesia memiliki riwayat yang unik. Meskipun salmon bukanlah spesies asli Indonesia, namun permintaan akan ikan ini semakin meningkat di Indonesia, terutama karena popularitas makanan khas Jepang seperti sushi dan sashimi.

Sejarah Ikan Salmon di Indonesia

Ikan salmon pertama kali diperkenalkan di Indonesia sebagai komoditas impor, terutama dari Norwegia. Namun, seiring waktu, beberapa petani ikan di Indonesia mulai mencoba membudidayakan ikan salmon di kolam air tawar dan air asin.

Budidaya Ikan Salmon di Indonesia

Budidaya ikan salmon di Indonesia masih dalam tahap awal, namun beberapa daerah seperti Puncak, Malang, dan Lembang telah berhasil menciptakan lingkungan yang mirip dengan habitat alami ikan salmon. Proses budidaya ikan salmon memerlukan teknologi canggih dan perawatan yang intensif.

Jenis Ikan Salmon di Indonesia

Beberapa jenis ikan salmon yang dijual di Indonesia adalah:

  • Salmon Atlantik (Salmo salar)
  • Salmon Pasifik (Pacific Salmon)
  • Coho Salmon
  • Pink Salmon (Humpy Salmon)

Potensi Bisnis Ikan Salmon di Indonesia

Budidaya ikan salmon di Indonesia memiliki potensi bisnis yang menjanjikan, terutama karena permintaan yang tinggi dan harga jual yang relatif mahal. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendukung pengembangan budidaya ikan salmon melalui program-program penelitian dan pendampingan.

Namun, perlu diingat bahwa budidaya ikan salmon di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti suhu perairan tropis yang tidak sesuai dengan habitat alami ikan salmon.

Apa Saja Manfaat Ikan Salmon Bagi Kesehatan?

Ikan salmon adalah salah satu jenis ikan yang kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat ikan salmon:

  1. Meningkatkan Kesehatan Jantung: Ikan salmon mengandung asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
  2. Meningkatkan Fungsi Otak: Asam lemak omega-3 dalam ikan salmon juga dapat meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
  3. Mendukung Kesehatan Mata: Ikan salmon mengandung vitamin A dan DHA yang penting untuk kesehatan mata dan dapat mencegah degenerasi makula terkait usia.⊃3;
  4. Mengurangi Peradangan: Asam lemak omega-3 dalam ikan salmon memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan kronis dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan kanker.
  5. Meningkatkan Kesehatan Tulang: Ikan salmon mengandung vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang dan dapat mencegah osteoporosis.
  6. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis: Ikan salmon mengandung antioksidan dan asam lemak omega-3 yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
  7. Mendukung Kesehatan Mental: Asam lemak omega-3 dalam ikan salmon dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi risiko depresi dan kecemasan.

Bagaimana Makna Filosofis Dari Ikan Salmon?

Ikan salmon memiliki makna filosofis yang dalam dan kaya. Berikut adalah beberapa makna filosofis dari ikan salmon:

  1. Kebangkitan dan Transformasi: Ikan salmon lahir di air tawar, kemudian bermigrasi ke lautan, dan kembali lagi ke air tawar untuk bereproduksi. Proses ini melambangkan kebangkitan dan transformasi, serta kemampuan untuk berubah dan berkembang.
  2. Ketabahan dan Ketekunan: Ikan salmon dapat berenang melawan arus dan menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini melambangkan ketabahan dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan dan mencapai tujuan.
  3. Keseimbangan dan Harmoni: Ikan salmon hidup di dua lingkungan yang berbeda, yaitu air tawar dan air asin. Hal ini melambangkan keseimbangan dan harmoni antara dua aspek yang berbeda, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
  4. Kebebasan dan Petualangan: Ikan salmon dapat berenang bebas di lautan dan menjelajahi dunia. Hal ini melambangkan kebebasan dan petualangan, serta kemampuan untuk mengeksplorasi dan menemukan hal-hal baru.
  5. Kematian dan Kelahiran: Ikan salmon mati setelah bereproduksi, namun telurnya akan menetas dan menjadi ikan salmon baru. Hal ini melambangkan siklus kehidupan dan kematian, serta kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru dan segar.

Memaknai filosofi ikan salmon dapat diibaratkan sebagai simbol kebangkitan, transformasi, ketabahan, keseimbangan, kebebasan, dan kematian. Ikan salmon mengajarkan kita untuk menjadi kuat, berani, dan fleksibel dalam menghadapi kesulitan, serta untuk menghargai kehidupan dan mengeksplorasi dunia dengan penuh rasa ingin tahu.@Red.

Oleh: Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |