Sungai Jakarta Berubah, Dari Saluran Air Jadi Ruang Publik Edukatif

3 hours ago 1

JAKARTA - Kawasan sungai di ibu kota tak lagi hanya berfungsi sebagai saluran air semata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berambisi mengubahnya menjadi ruang publik yang hidup, menawarkan pengalaman wisata dan edukasi lingkungan yang menarik bagi seluruh warga.

Afan Adriansyah Idris, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan bahwa penataan sungai ini merupakan salah satu prioritas utama Pemprov DKI. Tujuannya jelas: mendongkrak daya tarik kota sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

"Beberapa waktu lalu, Bapak Gubernur telah melakukan susur sungai sebagai bagian dari evaluasi lapangan, " ujar Afan Adriansyah Idris dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Salah satu proyek besar yang sedang digeber adalah penataan Banjir Kanal Barat (BKB). Proyek ambisius ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2026, menandai transformasi signifikan bagi salah satu urat nadi air di Jakarta.

Upaya ini diharapkan tidak hanya memperkaya kualitas hidup warga Jakarta, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam pelestarian lingkungan perkotaan. Namun, kesuksesan program ini tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pundak pemerintah.

"Mari kita mulai dari hal kecil, seperti menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan. Sungai bersih adalah tanggung jawab bersama, " tegas Afan Adriansyah Idris, menekankan pentingnya peran serta masyarakat.

Untuk semakin memperkenalkan sungai sebagai destinasi rekreasi dan edukasi yang menyenangkan, Pemprov DKI akan menggelar "Festival Parade Perahu Cinta Lingkungan" (Cilung) pada tahun 2025. Festival ini diharapkan menjadi wadah interaksi positif antara warga dan sungai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, optimis bahwa festival ini akan membuktikan bahwa sungai bisa menjadi bagian dari gaya hidup warga Jakarta yang positif dan berkelanjutan.

"Antusiasme masyarakat yang hadir hari ini membuktikan bahwa mereka ingin terlibat langsung dalam menjaga sungai, " ungkap Asep Kuswanto, melihat sambutan hangat dari warga.

DLH DKI Jakarta sendiri telah mengambil langkah-langkah konkret, mulai dari pembersihan 13 sungai besar hingga pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik dan terpadu. Program Jakarta Sewerage System pun terus digalakkan untuk pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih efektif.

Namun, Asep Kuswanto mengingatkan bahwa semua upaya ini akan sia-sia tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Ia mengimbau warga untuk mulai memilah sampah dari rumah dan tidak lagi membuang limbah rumah tangga maupun industri ke sungai. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |