Tanpa Papan Informasi, Paving Block SMPN 32 Digarap Asal Jadi oleh CV Segitiga Emas?

2 hours ago 1

KERINCI, JAMBI – Proyek pembangunan paving block di SMP Negeri 32 Desa Pungut Ilir, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, kembali menuai kritik tajam setelah kondisi pekerjaan di lapangan terlihat jorok dan terkesan asal jadi. Mutu konstruksi tampak jauh dari standar yang seharusnya diterapkan dalam proyek penunjukan langsung milik Dinas Pendidikan Kerinci.

Dalam penelusuran melalui LPSE, proyek dengan Kode RUP 58558247 dan anggaran Rp 180.005.000 dari APBD 2025 ini dikerjakan oleh CV Segitiga Emas, namun di lapangan tidak ditemukan papan informasi proyek yang seharusnya wajib dipasang sebagai bentuk transparansi. Ketiadaan papan informasi ini semakin memperkuat dugaan bahwa proyek sengaja ditutupi, apalagi pola serupa juga ditemukan pada sejumlah sekolah lain.

Pantauan di lokasi memperlihatkan bahwa pemasangan paving block diduga kuat tidak melalui proses pemadatan dasar yang memadai. Tanah dasar tampak gembur, pasir hanya ditabur tipis, dan permukaan paving bergelombang serta bergoyang ketika diinjak. Padahal standar operasional pemasangan paving block mewajibkan pembersihan lahan, pemadatan tanah minimal 95 persen Proctor, pemasangan agregat pondasi bawah yang dipadatkan, penyebaran pasir urug setebal 3 hingga 5 sentimeter, pemasangan paving menggunakan benang ukur, pengisian pasir pengunci, serta pemadatan akhir dengan mesin beralas karet agar paving terkunci sempurna. Fakta lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar tahapan teknis tersebut diabaikan sehingga hasil pekerjaan jauh dari standar konstruksi.

LSM Cakrawala, Ramli, ikut menyoroti kondisi ini. Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi bukan lagi sebatas kelalaian, tetapi sudah masuk dalam pola dugaan penyimpangan.

“Proyek tanpa papan informasi, pekerjaan asal jadi, dan kualitas yang memprihatinkan menunjukkan ada dugaan kuat permainan dalam proyek pendidikan. Negara dirugikan dan siswa jadi korban. Ini bukan proyek kecil, tapi anggaran negara yang harus dipertanggungjawabkan, ” tegas Ramli.

Ia menambahkan bahwa proyek yang tidak melalui proses pemadatan memadai akan cepat rusak dan bahkan membahayakan siswa.

“Kalau tanah dasarnya saja tidak dipadatkan, itu sama saja menanam masalah. Paving akan amblas, bergoyang, dan berpotensi menyebabkan kecelakaan, ” ujarnya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.(son)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |