PAPUA - Kekecewaan terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin meluas di kalangan masyarakat Papua, terutama di daerah pedalaman dan pegunungan. Warga yang dulu percaya pada janji-janji kelompok separatis ini kini mulai angkat suara, mengungkapkan bagaimana mereka merasa dibohongi dan dimanipulasi oleh propaganda yang tidak pernah terbukti.
Selama bertahun-tahun, OPM menjanjikan kehidupan yang lebih baik, kemerdekaan, serta kesejahteraan bagi rakyat Papua. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan kebalikan dari semua janji itu. Alih-alih membawa kemajuan, konflik yang dipicu oleh aksi kekerasan OPM justru membuat masyarakat semakin terisolasi dari pembangunan.
Janji Kemerdekaan yang Berujung Penderitaan
Seorang warga dari Kabupaten Puncak Jaya mengungkapkan kekecewaannya setelah bertahun-tahun menjadi bagian dari perjuangan OPM.
"Dulu kami dijanjikan kehidupan yang lebih baik, tapi kenyataannya justru semakin sulit. Tidak ada kesejahteraan yang dijanjikan, yang ada hanya ketakutan dan keterbelakangan. Saya memilih kembali ke kampung untuk hidup damai, " ujarnya, Selasa (1/4/2025).
Janji-janji mengenai perbaikan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang selalu disuarakan OPM ternyata hanyalah ilusi. Akibat aksi kekerasan mereka, banyak warga tak bisa menikmati fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit karena pembangunan infrastruktur terus terhambat.
Ketidakamanan Menghancurkan Harapan
Selain gagal menepati janji-janji mereka, OPM juga menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan kekacauan. Serangan terhadap aparat keamanan dan warga sipil yang tidak sejalan dengan mereka terus terjadi, membuat masyarakat semakin sulit menjalani kehidupan normal.
Di tengah kondisi ini, semakin banyak warga yang menolak narasi OPM dan memilih mendukung pembangunan serta perdamaian di Papua. Mereka mulai menyadari bahwa kemajuan tidak datang dari kekerasan, tetapi dari kerja sama untuk membangun Papua yang lebih sejahtera dan damai.
Kekecewaan masyarakat terhadap OPM menjadi bukti bahwa perjuangan yang mengandalkan kekerasan hanya membawa kehancuran. Kini, saatnya masyarakat Papua melangkah maju, meninggalkan bayang-bayang konflik, dan membangun masa depan yang lebih baik dengan tangan mereka sendiri. (Red1922)