Wali Nagari Bukik Batabuah Ungkap Kendala Pencairan Bantuan Presiden Pascabencana

23 hours ago 6

BUKIK BATABUAH, AGAM — Lebih dari setahun pasca banjir bandang (galodo) yang melanda Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam Sumatera Barat pada 21 Mei 2024, sejumlah bantuan yang dijanjikan belum sepenuhnya terealisasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, dalam wawancara khusus yang digelar di kantor wali nagari, Kamis (31/7/2025).

Firdaus menjelaskan, pada saat kejadian bencana, Presiden RI Joko Widodo sempat berkunjung langsung ke lokasi terdampak. Dalam kunjungan tersebut, Presiden secara simbolis menyerahkan bantuan melalui buku rekening kepada lima warga terdampak sebagai percontohan. Bantuan tersebut bervariasi sesuai tingkat kerusakan: Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.

"Penyerahan dilakukan secara simbolis di lapangan terbuka. Dari lima rekening yang diberikan, hanya satu yang berhasil dicairkan. Yang bersangkutan langsung ke Padang karena bekerja di sana, dan berhasil mencairkan Rp59 juta untuk pembangunan rumahnya, " ujar Firdaus.

Namun, empat rekening lainnya hingga kini belum bisa dicairkan. Setelah dicek ke bank, rekening tersebut ternyata telah dibekukan dan membutuhkan rekomendasi dari BPBD Kabupaten Agam agar bisa diproses lebih lanjut.

"Sudah dicoba juga menemui BPBD, tapi sampai sekarang belum ada solusi. Ini yang membuat masyarakat bertanya-tanya, " kata Firdaus.

Pertanyaan Masyarakat Tak Terjawab

Firdaus mengaku menerima banyak pertanyaan dari warga yang merasa terdampak namun belum mendapat bantuan serupa. Ia menyebut bahwa hanya lima warga yang menjadi sample saat itu, sementara jumlah korban yang mengalami kerusakan rumah jauh lebih banyak.

"Yang jadi pertanyaan warga, kenapa hanya lima orang yang dibantu? Apakah ini untuk ganti rumah? Kalau iya, bagaimana dengan warga yang tinggal di pinggir sungai dan terdampak langsung? Mereka juga butuh kejelasan, " tegasnya.

Bantah Isu Uang Mengendap Rp1 Miliar

Wali Nagari Firdaus juga menanggapi isu yang sempat viral pada tahun 2024 tentang dugaan dana Rp1 miliar yang disebut-sebut mengendap di rekening pribadi wali nagari. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan telah dibantah secara resmi.

"Saya langsung buat somasi saat itu. Saya bahkan bersedia menunjukkan cetak buku rekening saya. Tidak ada uang Rp1 miliar, bahkan Rp100 juta pun tidak ada. Akhirnya media yang menyebarkan isu itu meminta maaf dan menghapus beritanya, " jelas Firdaus.

Media lansung meminta maaf secara terbuka kepda wali nagari dan masyarakat Bukik Batabuah melewati berita klarifikasi di media yg sama.

Firdaus juga menyampaikan bahwa uang yang disebut-sebut itu sebenarnya merupakan dana yang ada di posko bantuan di wilayah Bukik Batabuah, bukan di rekening pribadinya.

"Mungkin karena poskonya di sini, jadi disangkanya itu uang saya. Tapi ini perlu diluruskan, " tambahnya.

Harapan Akan Transparansi dan Kepastian

Menutup wawancara, Firdaus menyampaikan harapannya agar pihak-pihak terkait, khususnya BPBD Kabupaten Agam, segera memberikan kejelasan dan membantu mempercepat pencairan bantuan yang masih tersendat.

"Yang dibutuhkan masyarakat sekarang bukan janji, tapi kepastian. Apalagi sudah lewat lebih dari satu tahun. Kalau memang butuh rekomendasi, ya segera diproses. Jangan sampai kepercayaan masyarakat makin hilang, " pungkasnya.(Lindafang)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |