Yusran Lalogau Ajak Warga Pangkep Sambut 2026 dengan Kerja Bersama dan Kepedulian Sosial

6 hours ago 1

PANGKEP SULSEL - Bupati Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Muhammad Yusran Lalogau, SP, MSi, kerap menyampaikan pesan-pesan reflektif dan penuh makna saat menghadiri berbagai acara santai dan lepas bersama masyarakat. Dalam suasana kebersamaan tersebut, Bupati Yusran mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menatap tahun 2026 dengan semangat kerja bersama dan kepedulian bersama.

Dengan tema “Merajut Masa Depan 2026: Dari Kerja Bersama Menuju Kepedulian Bersama”, Bupati menegaskan bahwa tantangan kehidupan ke depan akan semakin kompleks. Menurutnya, perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi tidak bisa lagi dihadapi dengan cara-cara lama, melainkan membutuhkan cara berpikir yang lebih cerdas, cepat, dan bijaksana.

Ia menyampaikan bahwa tahun 2026 bukan sekadar pergantian kalender, tetapi momentum penting untuk memperkuat cara pandang masyarakat terhadap hidup dan masa depan. Kesadaran kolektif, kata dia, menjadi kunci agar pembangunan tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga bermakna secara sosial.

Dalam beberapa kesempatan, Bupati Yusran menekankan bahwa tidak ada keberhasilan yang lahir dari kesendirian. Zaman saat ini, menurutnya, tidak memberi ruang bagi mereka yang berjalan sendiri dan menutup diri dari lingkungan sekitar. Relasi sosial dan kolaborasi menjadi fondasi utama dalam membangun kekuatan bersama.

Ia menjelaskan bahwa kerja sama bukan hanya soal berbagi tugas, melainkan menyatukan visi dan tujuan. Dalam kolaborasi, setiap individu memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi. Ketika potensi-potensi tersebut disatukan, keterbatasan menjadi lebih ringan dan harapan masyarakat pun semakin besar.

Nilai gotong royong yang telah lama menjadi jati diri bangsa Indonesia juga kembali diingatkan oleh Bupati Pangkep. Ia berharap semangat gotong royong tidak berhenti pada slogan, tetapi benar-benar diwujudkan dalam praktik nyata, baik di desa, di kota, di lingkungan kerja, maupun di ruang-ruang sosial lainnya.

Menurut Bupati Yusran, relasi sosial yang kuat akan menjadi benteng menghadapi berbagai ketidakpastian. Saat krisis datang, jaringan kebersamaan dan rasa saling percaya akan menjadi penopang utama bagi masyarakat untuk tetap bertahan dan bangkit bersama.

Ia juga mengajak masyarakat menjadikan tahun 2026 sebagai tahun membangun ekosistem kolaboratif. Dalam ekosistem tersebut, tidak ada pihak yang merasa paling benar atau paling berjasa, karena setiap peran, sekecil apa pun, memiliki arti penting dalam perjalanan menuju kemajuan daerah.

Namun demikian, Bupati menegaskan bahwa kolaborasi saja tidak cukup tanpa kepedulian. Menurutnya, kemajuan sejati tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi atau pencapaian materi, tetapi dari seberapa besar manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Kepedulian sosial, lanjutnya, tidak selalu harus diwujudkan dalam hal besar. Senyum yang tulus, bantuan kecil, dan kesediaan mendengarkan sesama sering kali memiliki dampak yang mendalam dalam memperkuat ikatan kemanusiaan dan menumbuhkan kepercayaan sosial.

Bupati Yusran juga mengingatkan bahwa keberhasilan pribadi tidak boleh memisahkan seseorang dari realitas sosial. Ia mempertanyakan makna kemajuan jika masih ada lingkungan yang terabaikan, tetangga yang kesulitan, atau generasi muda yang kehilangan harapan.

Dalam konteks pembangunan daerah, ia menilai kepedulian sosial sebagai penggerak utama keberlanjutan. Program, usaha, dan inovasi yang berpihak pada kemanusiaan akan lebih bertahan lama karena mendapatkan dukungan moral dan sosial dari masyarakat.

Mengakhiri pesannya, Bupati Pangkep menegaskan bahwa masa depan yang cerah bukanlah hasil dari satu tangan, melainkan dari banyak tangan yang saling menggenggam. Dengan memperkuat relasi sosial, membangun kolaborasi, dan menumbuhkan kepedulian, ia optimistis tahun 2026 dapat menjadi tahun harapan bagi seluruh masyarakat Pangkep ( Herman Djide)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |