170 Lulusan Padmanaba Jogja Tembus UGM, Netizen: Pindah Kelas!

3 weeks ago 13

YOGYAKARTA - Sebuah pencapaian fenomenal kembali ditorehkan oleh siswa-siswi SMA Negeri 3 Yogyakarta, yang akrab disapa Padmanaba. Sebanyak 170 lulusan angkatan tahun ini berhasil menembus Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi negeri paling bergengsi di Indonesia. Fenomena ini sontak menjadi viral di media sosial, bahkan tak sedikit warganet yang berkelakar menyebutnya seperti 'pindah kelas' saja.

Video yang beredar di akun Instagram @jogjacity menampilkan sekumpulan mahasiswa berjaket almamater UGM sedang berbaris rapi sambil meneriakkan jargon kebanggaan Padmanaba. Keberhasilan luar biasa ini semakin menguatkan citra Padmanaba sebagai salah satu sekolah penghasil lulusan berkualitas tinggi yang mampu bersaing di tingkat nasional.

Menurut keterangan dalam unggahan tersebut, yang dilihat pada Kamis (21/8/2025), “Sebanyak 170 dari 250 siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta diterima di Universitas Gadjah Mada tahun 2025. Netizen: Setiap tahun cuma pindah kelas ke UGM.” Pernyataan ini menggambarkan betapa tingginya persentase kelulusan siswa Padmanaba di UGM.

Komite sekolah, Agus Riadi, mengonfirmasi bahwa jumlah lulusan Padmanaba yang diterima di UGM tahun ini memang mencapai 170 siswa. Ia menambahkan bahwa dari total 250 siswa lulusan tahun ini, sebanyak 98, 8?rhasil mendapatkan kampus impian mereka, dan mayoritasnya memilih UGM.

“Lulusan tahun ini ada 250 siswa, yang masuk PTN ada 230 siswa, PTS ada 11 siswa, yang PTLN ada 6 siswa, jadi totalnya semua 98, 8%, ” jelas Agus Riadi saat ditemui di SMAN 3 Jogja pada Kamis (21/8).

Lebih lanjut, Agus merinci bahwa dari 230 siswa yang masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), 170 di antaranya berhasil diterima di UGM. Angka ini merepresentasikan sekitar 68?ri total siswa yang masuk PTN.

“Yang masuk UGM ada 170 siswa, jadi 68% sendiri, ” sambung Agus Riadi.

Agus juga menjelaskan bahwa hanya sekitar 1, 2% lulusan yang belum memiliki kampus, dan mereka adalah siswa afirmasi. Pihak sekolah tetap berkomitmen untuk membantu ketiga siswa tersebut menemukan universitas yang sesuai.

“Ada tiga siswa, afirmasi semua. Yang satu memilih bekerja, jadi dia pengin kalau meneruskan ya yang bisa sambil kerja, jadi dia masih cari-cari juga. Yang dua siswa ini susah kita hubungi, ” papar Agus mengenai siswa yang belum mendapatkan universitas.

Sekolah tidak hanya berhenti pada tahap prapendaftaran, tetapi juga memberikan pendampingan hingga siswa benar-benar diterima di kampus tujuan, terutama bagi siswa afirmasi. Ada kisah inspiratif di mana siswa yang diterima di UGM awalnya terkendala biaya, namun berkat bantuan sekolah melalui program seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), biaya kuliah mereka menjadi nol persen.

“Ada yang masuk UGM, terus dapat biayanya itu Rp 8 juta. Nah orang tuanya mau mundur, akhirnya telepon ke kami, kami usahakan, jadi bisa dapat KIPK, dan 0 persen, ” ungkap Agus Riadi.

Cerita serupa juga terjadi pada siswa yang diterima di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Ketika siswa tersebut kesulitan untuk membayar biaya kuliah, sekolah sigap menggalang dana dan berhasil menyelesaikan kewajiban pembayaran dalam beberapa jam.

“Yang di Unsoed, dia nggak bisa untuk biaya, kami juga menggalang dana untuk membayar uang kuliahnya, dan alhamdulillah dalam beberapa jam kami bisa menyelesaikan, ” imbuhnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMAN 3 Yogyakarta, Rudy Hartanto, mengaku bangga dengan pencapaian gemilang para lulusannya tahun ini. Ia mengakui bahwa meskipun jumlah siswa yang belum memiliki kampus sedikit lebih banyak dibandingkan tahun lalu, namun kualitas penerimaan di kampus-kampus ternama sangat membanggakan.

“Lulusan tahun ini sebagian besar berhasil diterima di kampus-kampus top dengan jurusan yang grade-nya tinggi. Di UNS itu 5 siswa kedokteran semua. Kemudian di UI tahun ini luar biasa cukup banyak ada 14 siswa, ” ujar Rudy Hartanto.

Menurut Rudy, prestasi ini merupakan hasil sinergi luar biasa antara sekolah, komite, orang tua wali, hingga para alumni. Dari sisi sekolah, berbagai program unggulan telah dilaksanakan untuk memastikan siswa dapat meraih impian mereka.

“Kita ada namanya klinik mapel, dan konsultasi siswa terkait penjurusan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbasis dari analisis kakak kelas yang telah diterima di perguruan tinggi negeri, ” pungkas Rudy Hartanto, menjelaskan salah satu strategi sekolah dalam membimbing siswa meraih perguruan tinggi idaman. (Warta Sekolah)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |