JAKARTA - Indonesia siap mengemban amanah penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2025 dengan menekankan urgensi pendekatan yang seimbang dalam pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, dalam arahan persnya di Jakarta pada Rabu (22/10/2025), menggarisbawahi potensi luar biasa AI untuk mendongkrak produktivitas dan memicu gelombang inovasi.
Namun, di balik optimisme tersebut, Kadir memberikan peringatan tegas. Ia menekankan bahwa meskipun banyak negara mengakui manfaat AI, pengelolaannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Tujuannya jelas: mencegah pelebaran jurang kesenjangan ekonomi dan digital yang kian menganga di tengah masyarakat.
Menurutnya, pengembangan teknologi, terutama AI, harus senantiasa berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, membopong tanggung jawab sosial, serta merangkul prinsip keberlanjutan. “Kita ketahui di dunia saat ini ada berbagai model, ada model Amerika Serikat, model yang dimotori oleh China, dan model yang dimotori oleh Eropa. Bagaimana kita menerapkannya?” kata Dirjen Aspasaf tersebut.
Menyadari tantangan global ini, Indonesia telah mempersiapkan landasan kuat berupa Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. Panduan yang dirancang secara fleksibel ini diharapkan menjadi kompas awal bagi para pelaku industri di dalam negeri dalam mengembangkan AI secara bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Indonesia tidak hanya berfokus pada AI. Isu demografi yang krusial bagi kawasan Asia Timur, dan juga dihadapi oleh banyak negara lain, akan turut diangkat dalam forum APEC. “Indonesia pun, pada waktunya nanti kita dapat mengalami atau menghadapi tantangan yang sama, ” imbuhnya.
Oleh karena itu, Indonesia bertekad memanfaatkan forum APEC sebagai platform belajar dan berbagi pengalaman. Tujuannya adalah untuk memperkuat ketahanan ekonomi dalam menghadapi perubahan demografi yang tak terhindarkan di masa depan.
Selain itu, Indonesia juga berambisi memastikan bahwa KTT APEC menghasilkan kerja sama yang benar-benar memberikan dampak nyata bagi para pelaku usaha dan dunia kerja. Hal ini menanggapi kritik yang kerap menyebutkan bahwa APEC belum sepenuhnya terasa dampaknya di lapangan.
Dirjen Aspasaf tersebut berharap partisipasi aktif Indonesia dalam KTT APEC 2025 dapat kian memperkokoh posisi strategisnya di kawasan. Lebih dari itu, ini akan menegaskan peran Indonesia dalam membangun masa depan ekonomi Asia Pasifik yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
KTT APEC 2025 dijadwalkan bergulir di Gyeongju, Korea Selatan, pada 31 Oktober hingga 1 November 2025, dengan mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper”. Fokus utamanya adalah mewujudkan masa depan yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan keadilan dan keberlanjutan, memastikan pertumbuhan yang merata bagi seluruh masyarakat di kawasan Asia-Pasifik. (PERS)