Alarm Barru Berbunyi, Tokoh Pemuda Dijinakkan di Jakarta? Pertanyaan di Balik Dukungan ke Conch

1 hour ago 1

BARRU – Kunjungan silaturahmi tokoh masyarakat dan pemuda Kabupaten Barru ke markas raksasa semen, PT Conch Cement Indonesia di Jakarta, yang seharusnya menjadi forum advokasi kepentingan rakyat, justru berakhir menjadi deklarasi dukungan tanpa syarat yang mencurigakan.

Pertemuan dengan Project Manager Conch, Tony, kini meninggalkan jejak pertanyaan serius tentang independensi rombongan tersebut.

Alih-alih menyajikan tuntutan seimbang, rombongan ini tampaknya hanya menjadi corong bagi narasi perusahaan. Mereka melantangkan janji-janji usang tentang lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

"Kehadiran Kami... merupakan bentuk dukungan untuk investasi Conch di Barru. Kami percaya akan terciptanya lapangan pekerjaan dan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, " ujar Budiawan, tokoh pemuda, seolah menutup mata terhadap rekam jejak industri ini.

Kritik pedas datang dari Ketua DPP AMJI-RI, Arianto, yang menilai pernyataan tersebut mengabaikan "hantu" risiko lingkungan, sosial, dan keberlanjutan jangka panjang.

"Dukungan yang begitu lantang ini patut dipertanyakan. Apakah dokumen Amdal hanya formalitas yang memuluskan jalan perusahaan? Apakah kajiannya benar-benar transparan, ataukah ini ‘check-box’ yang harus dicentang?" tegas Arianto, menyerukan transparansi total.

Sementara tokoh masyarakat, Ilyas Banno, dengan bangga menyoroti potensi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, Arianto mengingatkan, fokus tunggal pada uang ini adalah jebakan yang mengaburkan kerugian yang tak ternilai.

"PAD bisa meningkat, tapi dengan harga apa? Polusi udara yang mencekik? Air yang tercemar? Hilangnya mata pencaharian tradisional?" tanya Arianto retoris. 

Ia menambahkan, pengalaman pahit di daerah lain membuktikan keuntungan ekonomi hanya dinikmati segelintir elite, sementara beban penderitaan lingkungan ditanggung sepenuhnya oleh rakyat kecil.

Kekhawatiran Lobi Terstruktur
Kunjungan ke Jakarta ini kini dipandang sebagai manuver lobi yang terstruktur untuk membungkam suara-suara kritis di Barru. 

Dukungan yang terkesan terburu-buru, tanpa syarat, dan berbau blessing dari tokoh-tokoh kunci ini memunculkan satu kekhawatiran besar.

"Kepentingan investasi lebih diprioritaskan ketimbang perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Barru secara menyeluruh dan berkelanjutan, " simpul Arianto.

Tuntutan pun menguat, Pemerintah daerah dan PT Conch harus segera membuka komitmen mitigasi dampak negatif mereka. 

Mereka wajib memastikan bahwa suara minoritas dan kritikus bukan sekadar rombongan yang terkesan setuju didengar dalam setiap inci proses pengambilan keputusan investasi.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |