PUNCAK - Di antara kabut pagi yang turun lembut di kaki Pegunungan Beoga, langkah-langkah tegap para prajurit Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 732/Banau terdengar bersahaja. Mereka bukan membawa senjata, melainkan senyum dan sebungkus kasih. Melalui kegiatan bertajuk “Banau Bergiar Jumat”, para prajurit turun langsung ke kampung Julukoma, membagikan nasi kotak dan susu segar bagi warga hadiah sederhana yang membawa makna begitu dalam: bahwa TNI hadir untuk mengasihi, bukan sekadar menjaga.
Di halaman-halaman honai dan jalan setapak desa, tawa anak-anak pecah menyambut kedatangan para prajurit. Sementara para ibu dan bapak kampung menyambut dengan senyum haru, menerima bingkisan yang diserahkan dengan penuh kehangatan. Tak ada jarak antara loreng dan noken, hanya rasa persaudaraan yang tumbuh di tanah pegunungan.
“Kami datang bukan sekadar bertugas menjaga perbatasan, tapi untuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di sini. Dengan berbagi makanan dan susu ini, kami ingin menyapa hati mereka, bukan hanya tangan mereka, ” tutur Lettu Inf Dismas, Danpos Julukoma, yang memimpin langsung kegiatan, Jumat (31/10/2025).
“Mungkin sederhana, tapi kami berharap kegiatan ini bisa membawa senyum bagi anak-anak dan harapan bagi warga Julukoma. Karena di balik setiap tugas, ada cinta dan tanggung jawab kami sebagai prajurit rakyat, ” tambahnya penuh ketulusan.
Kegiatan yang digelar di pagi hari itu berjalan penuh keceriaan. Anak-anak yang biasanya pemalu kini berani bercanda dengan prajurit, sementara orang tua mengajak mereka berbincang tentang ladang, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. Hubungan hangat yang tumbuh ini bukan hasil dari instruksi, melainkan dari ketulusan dan kepedulian yang nyata.
Salah satu warga, Bapak Noel, menyampaikan rasa syukur dan bahagianya atas kehadiran para prajurit Banau di kampung mereka.
“Anak-anak kami sangat senang, mereka jarang dapat susu seperti ini. Terima kasih banyak untuk Bapak-Bapak TNI yang selalu datang dengan senyum dan kebaikan. Kegiatan seperti ini bikin kami merasa aman dan diperhatikan, ” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, menggambarkan betapa dalam arti kehadiran mereka bagi masyarakat.
Apresiasi juga datang dari Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menilai aksi “Banau Bergiar Jumat” sebagai wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Kekuatan TNI tidak hanya di medan tempur, tetapi juga di medan kemanusiaan. Prajurit yang mampu menyentuh hati rakyat, itulah TNI sejati, ” tegas Mayjen Lucky.
“Kegiatan seperti ini adalah simbol dari semangat TNI yang humanis. Prajurit Banau tidak hanya melindungi wilayah, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dan cinta rakyat Papua. Itulah fondasi kuat menjaga keutuhan dan kedamaian di Tanah Cenderawasih.”
Di tengah kerasnya medan tugas dan dinginnya udara gunung, sentuhan hangat itu menjelma menjadi cahaya kecil yang menembus kabut. “Banau Bergiar Jumat” bukan sekadar kegiatan sosial, melainkan sebuah pesan universal tentang kemanusiaan dan kasih di perbatasan negeri bahwa Indonesia bukan hanya tentang wilayah, tapi tentang hati yang saling merangkul di bawah satu langit merah putih.
Di kaki gunung yang sunyi, loreng dan rakyat berpadu dalam harmoni. Dari Julukoma, cinta itu tumbuh, mengakar, dan menyalakan harapan baru bagi Papua.
(Lettu Inf Sus/AG)






































