PROBOLINGGO - Suasana tenang di Desa Kertosono, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, mendadak berubah menjadi hiruk-pikuk pada Jumat dini hari (7/11). Warga digegerkan oleh penemuan jasad seorang bayi laki-laki yang mengapung di aliran sungai desa setempat.
Dua bocah sekolah dasar, Dendi dan Reza, menjadi saksi pertama peristiwa memilukan itu. Saat sedang bermain air di sungai, mereka melihat benda hitam mengambang di permukaan air. Awalnya mereka mengira itu hanyalah bungkus popok bekas, namun setelah didekati, keduanya terkejut karena benda itu ternyata tubuh bayi yang sudah tak bernyawa.
Teriakan kedua bocah itu membuat warga sekitar berlarian menuju sungai. Salah satu warga, Andika, segera turun ke air untuk mengangkat jasad bayi tersebut. Ia mengaku masih syok melihat kondisi bayi yang diduga baru lahir itu. “Ari-arinya masih menempel, rambutnya agak ikal, wajahnya ganteng sekali. Tapi ada luka di bagian sikunya, ” ujarnya lirih.
Petugas dari Polsek Gading yang menerima laporan segera datang ke lokasi. Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan sejumlah barang bukti di sekitar sungai. Setelah proses pemeriksaan awal selesai, jenazah bayi malang itu dievakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
Sementara itu, salah seorang warga, Syariah, tak kuasa menahan tangis melihat kejadian tersebut. Ia menyesalkan tindakan orang yang tega membuang darah dagingnya sendiri ke sungai. “Kalau memang tidak bisa mengasuh, kasih saja ke orang lain. Banyak yang ingin punya anak tapi belum diberi rezeki. Kasihan sekali bayi itu, ” ucapnya penuh haru.
Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Polisi menduga bayi tersebut baru dibuang beberapa jam sebelum ditemukan, karena kondisi tubuhnya masih utuh. Petugas juga tengah menelusuri kemungkinan pelaku berasal dari sekitar wilayah desa tersebut.
Kasus ini menambah daftar panjang tragedi pembuangan bayi di Indonesia. Warga berharap kejadian memilukan ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun agar tidak mengambil langkah putus asa. Di tengah duka mendalam, masyarakat Kertosono hanya bisa berharap pelaku segera tertangkap dan bayi malang itu mendapat keadilan yang layak.















































