MAGELANG - Suasana berbeda menyelimuti halaman Mako Polresta Magelang pagi ini. Bukan karena upacara resmi, bukan pula karena patroli besar-besaran. Namun karena puluhan karangan bunga yang berjejer rapi, mengirimkan pesan tulus: "Terima kasih, Polisi, telah mengembalikan rasa aman kami.”
Karangan bunga itu datang dari berbagai penjuru pedagang sayur, pelapak kecil, warga Muntilan, hingga tokoh masyarakat. Semuanya memiliki pesan serupa: apresiasi mendalam atas tindakan berani Polresta Magelang dalam memberantas premanisme di kawasan Pasar Muntilan, tempat yang selama ini kerap dihantui rasa takut.
“Ini bentuk nyata bahwa masyarakat tidak tinggal diam. Mereka merespons ketika rasa aman kembali hadir, ” kata AKP La Ode Arwansyah, Kasatreskrim Polresta Magelang, yang menerima langsung dukungan tersebut. Rabu (18/06/2025).
Teror yang Terungkap, Keamanan yang Dikembalikan
Akar dari semua ini adalah penangkapan RL alias Ikas (46), pria yang dikenal luas karena sepak terjangnya dalam mengancam, mengintimidasi pedagang, dan melawan petugas Satpol PP di Pasar Muntilan. Meski aksinya telah berlangsung sejak 2023, baru tahun ini keberaniannya terhenti berkat laporan warga dan langkah cepat kepolisian.
“Sudah kami tetapkan sebagai tersangka, dan kini ditahan untuk proses hukum. Ini bukan akhir, penyelidikan terus berlanjut, ” ujar Kapolresta Magelang Kombes Pol Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar.
RL dijerat dengan Pasal 335 KUHP tentang pengancaman dengan kekerasan serta Pasal 212 KUHP terkait perlawanan terhadap petugas. Ancaman hukuman penjara pun menantinya.
Bukan Sekadar Penangkapan, Ini Simbol Kebangkitan
Namun bagi warga Muntilan, ini lebih dari sekadar proses hukum. Ini adalah titik balik. Bukti bahwa hukum hadir, bahwa suara rakyat didengar, dan bahwa premanisme tidak lagi bisa menjadi raja di pasar rakyat.
“Kami dulu takut. Tapi sekarang kami merasa punya pelindung. Bunga-bunga ini mungkin sederhana, tapi mewakili harapan besar, ” ujar Sutarmi, pedagang sayur yang sehari-hari berjualan di pasar tersebut.
Dari Teror ke Simpati: Polresta Dapat Dukungan Penuh
Respons masyarakat yang luar biasa ini menjadi pengingat sekaligus penyemangat bagi jajaran Polresta Magelang.
“Dukungan ini jadi energi tambahan bagi kami untuk terus bergerak melawan segala bentuk kejahatan, termasuk premanisme yang mengakar, ” lanjut AKP La Ode.
Karangan bunga yang datang terus bertambah. Bukan hanya ucapan terima kasih, tapi juga harapan agar keamanan dan ketertiban terus ditegakkan tanpa pandang bulu.
Akhir Kata: Ketika Bunga Bicara, Suara Rakyat Terdengar
Apa yang terjadi di Polresta Magelang hari ini adalah simbol kemenangan: bukan kemenangan senjata, tapi kemenangan kepercayaan masyarakat. Ketika rakyat memberi bunga kepada polisi, itu bukan basa-basi. Itu bukti bahwa rasa aman adalah hak, dan kehadiran aparat yang bersih dan tegas adalah kebutuhan.
Dan kini, Muntilan punya harapan baru. Pasar kembali hidup. Rakyat kembali percaya. (JIS Agung)