PANGKEP SULSEL - Bupati Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan DR H Muhammad Yusran Lalogau SP MSI dalam setiap kali kunjungan ke desa dan menjumpai warga tani menghimbau agar buat kompos dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita.
Menurutnya bahwa kompos merupakan salah satu jawaban nyata terhadap tantangan pertanian modern yang semakin bergantung pada pupuk kimia. Bagi petani padi, pekebun sayur, hingga pemilik tambak, kompos terbukti mampu menjaga kesuburan tanah secara alami dan berkelanjutan. Tidak hanya menyuburkan tanaman, tetapi juga memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembapan, serta mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang berbiaya tinggi.
Dia menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kimia secara berlebihan memang memberikan hasil yang cepat, namun hanya bersifat sesaat. Tanah yang terus-menerus terpapar pupuk kimia akan menjadi keras, kehilangan unsur hara alami, bahkan menurunkan produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Sebaliknya, kompos bekerja secara alami dengan melepaskan unsur hara secara bertahap, sehingga tanah tetap gembur, sehat, dan mampu menopang pertumbuhan tanaman dalam waktu yang lebih lama.
Dia menjelaskan bahwa budaya membuat dan menggunakan kompos perlu ditanamkan di kalangan masyarakat tani. Di pekarangan rumah, sisa dapur bisa diolah menjadi kompos, sementara di kebun dan sawah, limbah pertanian dapat dimanfaatkan agar tidak terbuang percuma. Dengan demikian, petani tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga ikut menjaga kelestarian lingkungan. Kompos adalah bukti bahwa pertanian berkelanjutan bisa dimulai dari hal sederhana yang ada di sekitar.
Namun, untuk memperluas pemanfaatannya, diperlukan perhatian serius dari pemerintah maupun pihak terkait. Pembuatan kompos kami mendukung penuh termasuk anggaran, baik berupa pelatihan, penyediaan alat, maupun fasilitas pengolahan bersama di tingkat desa. Dengan adanya anggaran khusus, kompos tidak hanya sekadar alternatif, tetapi bisa menjadi andalan utama dalam menyokong pertanian organik dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu, kata Bupati Kabupaten Pangkajene Kepulauan DR H Muhammad Yusran Lalogau bahwa kompos bukan hanya pupuk, melainkan sebuah gerakan menuju kemandirian dan keberlanjutan pertanian. Jika masyarakat tani dibiasakan dengan budaya mengolah kompos, maka tidak hanya hasil panen yang meningkat, tetapi juga kualitas tanah, kesehatan lingkungan, dan ketahanan pangan bangsa akan semakin kuat.
Cara dan bahan membuat kompos sederhana yang bisa dipraktikkan petani maupun di rumah:
Bahan-bahan untuk Membuat Kompos
1. Bahan organik hijau (sumber nitrogen):
Sisa sayur dan buah
Rumput, daun hijau segar
Kotoran ternak (ayam, sapi, kambing)
2. Bahan organik coklat (sumber karbon):
Daun kering
Jerami padi
Sekam padi, serbuk gergaji, atau batang jagung kering
3. Bahan tambahan (opsional):
Tanah (untuk menutup dan membantu mikroba bekerja)
EM4 (aktivator mikroba) atau larutan gula merah untuk mempercepat fermentasi
Cara Membuat Kompos Sederhana
1. Siapkan wadah atau lubang
Bisa berupa lubang di tanah, keranjang kompos, atau tong plastik.
2. Susun bahan organik
Letakkan lapisan bahan coklat (daun kering/jerami) terlebih dahulu.
Tambahkan lapisan bahan hijau (sisa sayur/kotoran ternak).
Taburkan sedikit tanah di atasnya.
Ulangi hingga bahan habis.
3. Basahi tumpukan
Siram air secukupnya agar lembab (tidak terlalu basah).
Jika ada, semprotkan larutan EM4 + air + gula merah.
4. Tutup rapat
Gunakan karung goni, plastik, atau tanah tipis agar tidak terlalu terbuka.
5. Proses penguraian
Aduk tumpukan kompos setiap 1–2 minggu sekali supaya udara masuk.
Jaga kelembapan, bila terlalu kering tambahkan air.
6. Panen kompos
Setelah 1, 5–3 bulan, kompos matang ditandai dengan warna hitam kecoklatan, tekstur remah, tidak berbau busuk, dan terasa dingin.
Kompos siap dipakai untuk padi, sayuran, tanaman pekarangan, hingga perbaikan tanah tambak.( Herman Djide)